FAJAR, JAKARTA-Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merilis bahwa ada 76 persen calon jemaah haji (CJH) 2024 yang masuk kategori risiko tinggi (risti). Mereka ini yang sudah melakukan pemeriksaan kesehatan dan pelunasan tahap pertama. CJH asal Bali tercatat paling sehat dengan jumlah jemaah risti paling rendah.
Angka risti diperkirakan bakal meningkat setelah pelunasan tahap dua. Data tersebut dipaparkan Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kementerian Kesehatan RI, Lilik Marhaendra Susilo saat memberikan materi di acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu, 24 Maret 2024.
Lilik menyebutkan penyakit terbanyak yang dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi 2018 – 2023 diantaranya pneumonia, syok sepsis dan infark Miokard Akut.
Sedangkan penyakit terbanyak penyebab kematian JCH pada musim haji 2023 tercatat sepuluh. Yaitu syok sepsis, syok kardiogenik, infark miokard akut, acute respiratory distress syndrome, pneumonia, syok hypovolemic, stroke, PPOK, gangguan jantung dan pulmonary oedema.
Tingginya jumlah JCH lansia tahun ini juga berisiko meningkatkan jumlah kasus demensi yang secara fisik tidak dapat deteksi.
“Demensia secara fisik tidak dapat deteksi. Hanya bisa diketahui dari tes mental. Tapi bagaimana pun kondisi JCH tetap akan diberangkatkan untuk menunaikan ibadah haji,” tegas Lilik.
Dia hanya mengingatkan jemaah calon haji 2024 untuk mempersiapkan diri jauh hari agar bisa melaksanakan ibadah haji dengan maksimal. Obat-obatan yang biasa dikonsumsi di tanah air sebaiknya dibawa serta.