“Ini berarti kesempatan berada di hadapan para santri, kesempatan yang bisa mereka ambil untuk memulai perjalanan suci mereka,” ulasnya.
Bukan hanya BPKH yang hadir memberi semangat. Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi, turut hadir dan berbagi pandangannya. Bagi Kahfi, melihat anak-anak muda memiliki kesadaran tinggi untuk menabung demi impian berhaji sangatlah membanggakan. Dengan semangat, ia menyatakan bahwa program ini patut diapresiasi sebagai cara mengurai daftar antrian panjang jemaah haji, terutama bagi mereka yang ingin berangkat di usia lanjut.
“Kalau kita mulai menabung dari sekarang, mungkin pada usia 30-40 tahun kita sudah bisa berangkat dengan tubuh yang masih segar,” ujar Kahfi dengan nada hangat dan penuh motivasi. Kata-katanya memantul dari hati ke hati, meneguhkan mimpi-mimpi kecil para santri yang ingin menapaki jejak menuju Baitullah.
Di sudut halaman, Masriwaty Malik, Direktur Pondok Pesantren Puteri Ummul Muminin, menyaksikan dengan haru bagaimana BPKH memberikan ruang dan kesempatan kepada para santrinya untuk bermimpi besar. Baginya, program ini bukan sekadar kampanye menabung. Ini adalah jalan untuk memupuk kesadaran dini tentang arti dan pentingnya ibadah haji. Dengan mata berbinar, ia berkata. “Kami sangat berterima kasih kepada BPKH. Ini sangat tepat bagi santri-santri kami, dan saya yakin mereka sudah mulai terinspirasi,” ulasnya.
Ketika matahari mulai beranjak ke ufuk barat, waktunya berbuka puasa tiba. Paket berbuka yang disiapkan BPKH, lengkap dengan 1.000 bingkisan lebaran, dibagikan dengan hangat. Momen tersebut membawa kebahagiaan tersendiri. Ada rasa syukur dan kebersamaan di sana, seolah setiap gigitan kurma dan tegukan air yang dinikmati bersama adalah lambang ikatan persaudaraan mereka dalam mimpi suci.