Di sini, saya tidak akan fokus kepada pemikir filosof muslim karena ribuan buku, jutaan buku, banyak buku di dunia telah mengkajinya, saya hanya mencoba menghadirkan titik-titik besar, titik-titik yang bisa dihubungkan dalam pembentukan khazanah intelektual muslim.
Di suatu titik, di belahan bumi lain, di dunia luar Islam, di dunia yang berbeda, berkembang zaman baru, zaman modern yang lahir di Barat setelah Revolusi Perancis. Zaman besar dalam sejarah dunia manusia. Sementara di titik lainnya, di titik Timur, Timur Islam dalam kemundurannya. Zaman modern lahir di Barat, bukan di dunia Timur Islam karena beberapa pendapat; Pertama, Bersifat Psikologis, bangsa muslim merasa paling unggul, dan tidak mau menerima bangsa lain lebih maju.Kedua, Permusuhan lama antara Islam dan Kristen (Eropa) yang susah sembuh. Ketiga,Letak geografis Islam dan Barat yang berdampingan serta bersambung.
Itu titik dulu, titik Barat dan titik Timur. Sekarang, di titik kita, di zaman kita, di dunia islam, kita terpenjara dari luar dan dari dalam, terpenjara dari kiri dan kanan, dari atas dan dari bawah, oleh tembok yang dibangun sendiri oleh kita (umat islam) seolah memenjarakan diri sendiri. Meskipun zaman modern dunia islam beberapa saat lalu, lahir pembaharu seperti Mulla Shadra, Jamaludin Al-Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Abdul Wahab, yang ingin mendobrak penjara dan mengeluarkan semua umat islam yang memenjarakan dirinya sendiri, pembaharu yang ingin Islam bangkit kembali di semua bidang, tidak hanya agama, tapi ilmu pengetahuan, juga sosial, ekonomi, politik. Sebab, Umat Islam masa itu sangat ketinggalan. Seperti tertidur lelap, di dalam penjara, tidak ingin bangun, dan tidak ingin keluar. Tapi rupanya, empat kaum pembaharu di zaman modern islam ini gagal membangkitkan kelesuan intelektual umat muslim.
Di titik dunia lain, di luar Barat, di luar Islam, Bangsa-bangsalain mencoba mengejar ketertinggalannya, mencoba membuat sejarahnya sendiri, zamannya sendiri, sebutlah Jepang, Tiongkok, Korea, dan negara unggul lainnya. Pada titik Islam, Muslim, Al-Qur’an, ada baiknya diteliti lebih mendalam.