English English Indonesian Indonesian
oleh

Bone Kekurangan Pengering Jagung, Penyebab Harga Jatuh saat Musim Panen

BONE, FAJAR-Pemerintah Kabupaten Bone menilai penurunan harga jagung karena masih pendeknya waktu penyimpanan. Kadar airnya masih tinggi.

Harga jagung selalu anjlok saat panen raya karena petani terpaksa secara bersamaan. Dengan kadar air tinggi, jagung rentan terkena jamur hingga membusuk kalau disimpan lama.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Bone menilai jagung hasil panen ini semestinya masih membutuhkan penanganan dengan pengeringan kandungan air tersebut menggunakan dryer (pengering).

Sayangnya saat ini alat ini masih sangat terbatas. Rata-rata jagung yang beredar di masyarakat adalah jagung yang belum melewati prosedur pengeringan.

“Saat ini hanya bisa mengeringkan 10 ton dalam 12 jam. Sementara hasil panen tinggi, tidak sebanding dengan alat yang tersedia,” kata Kepala Seksi Serealia, Dinas Pertanian, Tanam Pangan, Holtikultura, dan Perkebunana Bone, Nuraqidah, kemarin.

Penanganan dengan pengering ini diklaim bisa menurunkan kadar air di dalam jagung hingga 14 persen. Ini kemudian berimplikasi pada daya simpan yang lebih lama. Petani bisa menyimpan jagungnya hingga harga pangan ini kembali normal.

“Apalagi panen raya saat musim hujan seperti sekarang, kadar air tinggi, pengeringan tidak maksimal karena hujan. Mau disimpan khawatir rusak dan kena aflatoksin (jamur) mau tidak mau akhirnya petani jual walau harga rendah,” jelasnya.

Pj Bupati Bone Andi Islamuddiin juga menanggapi anjloknya harga jagung. Kebutuhan dryer di Bone ini menurutnya ini akan ditinjau lebih dahulu.

News Feed