Beribadah umrah kali ini sangat berbeda dengan ibadah umrah yang saya ikuti tahun-tahun sebelumnya. Kali ini ibadah umrah kami lakukan 3 kali. Umrah pertama niatnya untuk diri sendiri, umrah kedua dan ketiga untuk alm. Ibu dan alm. Ayah saya. Ibadah Umrah adalah ibadah yang dimulai dengan mengambil niat ditempat yang telah ditentukan, lalu ihram , tawaf, sai dan tahallul.
Ihram membuat semua individu tetap rendah hati, sama bagi kaya atau miskin, semua orang akan memakai pakaian yang sama, bagi laki-laki putih tanpa jahitan. Hal ini menunjukkan kesan kesatuan, karena sebagai umat Islam berkumpul dengan satu niat yaitu menjalankan ibadah kepada Allah Swt. Ihram menjadi pengingat tentang kain kafan yang akan dipakai saat meninggalkan dunia yang fana ini.
Selanjutnya melakukan tawaf dan sai, dua ritual yang dilakukan di sekitar Ka’bah, bangunan suci di Masjidil Haram. Zainurrofieq menulis dalam bukunya “Mukjizat Ka’bah” dalam sebuah hadis bahwa Allah menurunkan 120 rahmat untuk Baitullah setiap harinya. Sebanyak 60 rahmat untuk orang-orang yang bertawaf, 40 rahmat untuk orang yang salat, dan 20 rahmat untuk orang yang hanya memandangi Ka’bah. “Sungguh Allah menurunkan pada setiap hari dan malam 120 rahmat di Baitullah ini 60 Rahmat untuk melakukan tawaf, 40 rahmat bagi orang mendirikan salat dan 20 Rahmat bagi orang memandang ke arah Ka’bah” ( HR. Thabrani ). Karena hadis inilah maka semua individu berupaya dapat masuk ke masjid dan ke areal sekitar Ka’bah. Aturan sekarang adalah hanya muslim yang akan melakukan ritual tawaf yang bisa masuk ke pelataran Ka’bah. Untuk laki-laki ditandai dengan memakai pakaian ihram dan untuk kaum perempuan bebas dan rapi saja. Tetapi, ada waktu untuk bisa masuk ke masjid yaitu dua jam sebelum waktu salat fardhu. Sehingga bagi muslim yang menginginkan salat, zikir sambil memandang Ka’bah maka akan berusaha datang tiga jam sebelum waktu salat fardhu. Karena jika terlambat maka areal sudah ditutup. Jika hari Jumat maka harus lebih cepat dua jam sebelum waktu salat.