DI Paerepare, penjual makanan atau warung Tegal (warteg) mengeluhkan harga beras yang mengalami kenaikan dua kali lipat. Apalagi, sekarang menjelang bulan puasa.
Seperti Mbak Ida yang mengaku harga beras sekarang naik dua kali lipat. Tahun lalu hanya dikisaran Rp9 ribu, sekarang mencapai Rp17 ribu. Namun, Ida tetap tidak menaikkan harga nasi yang ia jual. Takut pelanggannya lari. “Tetap tidak kunaikkan. Cuman kurangi saja porsinya,” katanya.
Ida membeberkan bahwa harga bahan pokok yang lain juga mengalami kenaikan. “Mungkin karena harga beras naik,” bebernya.
Harga beras premium saat ini menyentuh harga Rp 17.000 per kilogram. Salah satu pedagang beras di Pasar Lakessi, Ruslan mengaku jika kenaikan ini menjadi termahal sepanjang dirinya berjualan beras sejak 10 tahun lalu.
“Saya sudah 10 tahun menjual beras, harganya ini yang paling tertinggi. Begitu juga dengan mediumnya paling tertinggi saya jual Rp15.000 per kilogram,” kata Ruslan.
Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan Parepare menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) dalam rangka menjelang hari besar keagamaan nasional pada Senin-Jumat, 4-8 Maret.
Kabid Ketersediaan Kerawanan dan Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Parepare, Abdul Wahid mengatakan bahwa GPM dilaksanakan untuk menstabilisasi pasokan dan harga pangan agar tetap terjangkau.
“Tadi dilaksanakan di Bacukiki Barat tepatnya di Kelurahan Cappa Galung. Jadi kegiatan ini kita pelaksanaannya kita laksanakan per kecamatan. Sekarang ini sudah di Kecamatan Soreang di Lapangan Kapri ini,” katanya.