FAJAR, PALEMBANG- Muktamar IMM di Kota Palembang usai. Terpilih ketua umum dan 12 formatur. Namun, menyisakan ironi. Tak satupun dari 12 nama itu ada nama immawati yang lazimnya disebut perempuan di IMM.
Kader IMM Indonesia, Tamara Rizki ikut bersuara lantaran tidak adanya immawati yang masuk dalam 12 formatur. Ia pun menilai dalam struktur kepengurusan kedepan immawati harus hadir mewakili banyak aspirasi perempuan untuk diperjuangkan.
“Humanitas IMMawati menjadi hal yang harus disoroti karena akan menjadi jembatan penyambung semua persoalan di ruang apapun terkhususnya organisasi. Seperti pelecehan seksual yang terjadi di IMM dan kesetaraan gender yang kita fikir sudah tuntas serta selesai tapi ternyata masih sangat perlu diberi ketegasan. Sehingga immawati perlu hadir betul di dalam struktur kepengurusan DPP IMM. Bukan hanya untuk mengisi bidang khusus immawati saja tapi bidang bidang lainnya. Hadir bukan hanya sebagai pelengkap, namun juga mampu mengambil peran strategis,” paparnya.
Sementara itu, kader Immawati lainnya yang turut hadir di lokasi Muktamar IMM, Widya Dewi Hastuti di Palembang menilai tidak adanya immawati masuk dalam formatur. Harus menjadi atensi untuk susunan kepengurusan DPP IMM di masa ini.
“Immawati harus diberi ruang yang sama, bukan hanya untuk mengisi posisi di bidang immawati saja. Namun struktural lain. Dengan tidak adanya IMMawati dalam formatur yang terpilih pada Muktamar kali ini, memberikan rasa khawatir akan kurangnya keterlibatan IMMawati dalam struktural DPP IMM periode ke depannya. Harapannya tentu dalam struktur kepengurusan mampu mengakomodir IMMawati di dalamnya, ini harus menjadi perhatian penting, karena ada banyak hal yang harus disuarakan oleh keterwakilan Immawati di pimpinan pusat,” jelasnya, Senin (4/3/2024).(fit)