”Bisa saja terbalik, tiba-tiba peraih suara terbanyak jatuh ke WR II atau ke Prof Hasnawi Haris, masih sangat berpotensi. Itu pemahaman saya mengenai regulasinya,” terangnya.
Dengan begitu, pada tahap tiga besar ini semua kandidat punya kans yang sama, karena mereka kembali memulai tarung bebas. Mereka akan adu strategi untuk memperebutkan suara kementerian.
”Tidak usah dibicarakan selisih suaranya di rapat senat ini. Yang jelas ada tiga besar dan semuanya kembali bertarung dari nol,” tuturnya.
Menanggapi hal ini, Prof Hasnawi Haris mengaku senang atas amanah yang diberikan anggota senat. Itu yang akan dimaksimalkan, sembari membangun komunikasi di tingkat kementerian.
”Alhamdulillah, ada amanah dari senat yang mengantarkan saya ke tiga besar. Tentu komunikasi akan tetap berjalan dengan teman-teman. Tetapi untuk kementerian, kita lihat saja perkembangannya seperti apa nanti,” kata dia.
Mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dua periode itu juga mengatakan pihaknya banyak komunikasi dengan kementerian. Tetapi bukan pada ranah pilrek. ”Saya ke Kementerian bukan komunikasi soal ini (Pilrek),” singkatnya.
Sementara Prof Karta Jayadi mengaku belum bisa berkomentar mengenai hasil Pilrek tahap pertama. Dia masih menyimpan rapat-rapat strategi yang akan digunakan.
”Saya belum bisa kasih keterangan mengenai hasil Pilrek tahap pertama. Ditunggu saja, ya,” katanya.
Sebelumnya, Karta sudah menyampaikan punya komunikasi yang baik dengan kementerian. Terlebih lagi, dia merupakan Ketua Forum Wakil Rektor II Indonesia, sehingga banyak akses untuk membuka komunikasi. ”Saya rasa tidak ada yang tidak kenal kalau nama saya disebut,” jelasnya.