(Catatan untuk Hari Bahasa Ibu Internasional 2024)
Oleh: Adi Arwan Alimin, Insight Mandarnesia
Pendidikan adalah fondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Namun, masih ada 250 juta anak dan remaja yang belum bersekolah, dan 763 juta orang dewasa yang kekurangan keterampilan literasi dasar. Angka yang dikumpulkan oleh Laporan Pemantauan Pendidikan Global dan Institut Statistik Unesco ini mengungkapkan bahwa kemajuan pendidikan terus mengalami stagnasi secara global (Unesco.org).
Di tengah tantangan itu, pendidikan multibahasa berbasis bahasa ibu (PMB-BBI) muncul sebagai solusi yang efektif. Buktinya, datang dari berbagai negara di seluruh dunia serta kemajuan dalam ilmu saraf kognitif.
Studi dari berbagai negara menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki akses ke PMB-BBI mengembangkan kemampuan berbahasa dengan lebih baik, baik dalam bahasa ibu maupun bahasa nasional. Kajian yang dilakukan beberapa tahun belakangan membuktikan bahwa mempelajari dua atau lebih bahasa punya manfaat yang signifikan untuk meningkatkan pengembangan diri anak (Tessais.org).
Salah satu contohnya adalah di Northwest Kamerun, di mana evaluasi bahasa ibu sebagai pengantar pendidikan menunjukkan bahwa anak-anak yang diajarkan dalam bahasa ibu mereka berprestasi lebih baik di berbagai mata pelajaran, termasuk bahasa Inggris dan matematika, dibandingkan anak-anak yang hanya diajarkan bahasa Inggris.
Bukan hanya itu, pengetahuan bahasa kedua (L2) yang ditambahkan ke bahasa pertama (L1) membantu anak membentuk jaringan pengetahuan yang kompleks. Ini dikenal sebagai bilingualism aditif. Sebaliknya, metode pemaksaan bahasa asing (language immersion) dalam beberapa kasus terbukti merugikan.