Oleh: Fadli Andi Natsif, Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar
Setelah beberapa hari usai pencoblosan, gonjang-ganjing hasil pemilihan umum (pemilu) 14 Februari 2024 terus menjadi perbincangan di berbagai media informasi dan media sosial.
Apalagi sejak dipublish sore harinya hasil quick count (hitungan cepat), terutama hasil pilpres. Bukan hanya menampilkan hasil suara perolehan pilpres yang tertinggi tetapi hampir sebagian besar lembaga survei yang melakukan hitungan cepat mendeskripsikan pilpres hanya berlangsung satu putaran saja.
Hasil hitungan cepat pilpres paling tidak ditanggapi oleh dua kubu. Pertama, kubu yang merasa diuntungkan dengan hasil hitungan cepat adalah kubu capres/cawapres 02, Prabowo-Gibran. Meresponsnya secara riang gembira. Bahkan sudah melakukan pidato kemenangan, meskipun baru hasil hitungan cepat, di Istora Senayan Jakarta, Rabu malam, 14 Februari.
Kedua, dari kubu yang kalah, merasa tidak percaya, terutama kubu pasangan calon (paslon) 01, Anies-Muhaimin (Amin). Hasil hitungan cepat yang hanya menempatkan paslon Amin di posisi urutan kedua. Ketidakyakinan berada dalam posisi urutan kedua secara langsung disampaikan pengusung utama Amin, Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh. Menganggap paslon urut 01 bakal mendapatkan dukungan yang masif dari masyarakat. Dengan melihat banyaknya massa yang menghadiri kampanye akbar terakhir Amin di Jakarta International Stadium, pada 10 Februari lalu (kompas.com).