FAJAR, MAKASSAR- Remaja merupakan kelompok usia yang rentan mengalami masalah gizi kurang atau lebih karena pola makan yang berantakan. Banyak remaja kurang mengonsumsi serat sayur dan buah, dan sering mengkonsumsi makanan berpenyedap.
Salah satu cara mengatasi ini adalah dengan membuat produk turunan dari sayur yang diolah menjadi mi. Mi merupakan salah satu makanan yang banyak diminati khususnya bagi masyarakat Indonesia.
Terbuat dari tepung terigu atau tepung lainnya. Kini telah banyak tepung yang diperoleh dari sayur atau tanaman obat dari bahan baku lokal yang dapat menggantikan tepung terigu.
Dosen Farmasi UMI Makassar, Aminah, menuturkan, bahan baku alternatif yang dapat digunakan untuk mie selain daun kelor bisa pangan lokal seperti penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli, misal dari singkong atau mocaf.
Mocaf memiliki karakteristik yang menyerupai tepung terigu. Kelemahan dari tepung singkong atau mocaf adalah tidak adanya gluten dan rendahnya kandungan proteinnya, oleh sebab itu perlu ditambahkan sumber protein seperti konsentrat protein daun kelor dan karagenan sebagai pembentuk tekstur.
Sebenarnya, kata dia, mi dari sayur telah banyak dilakukan penelitian terhadapnya. Misal mi kering dari bahan baku jagung Kalimantan Barat. Lalu ada mie tepung kacang merah dimana semakin banyak penambahan tepung kacang merah maka semakin meningkat kadar air mi basah yang dihasilkan.
Mi instan, selama ini dianggap tidak baik karena komposisi di dalamnya. Ada zat-zat berbahaya, serta cara mengkonsumsi mi instan yang salah. Oleh karenanya diperlukan pengembangan mi yang lebih sehat.