JAKARTA, FAJAR – Umrah backpacker awalnya dilakukan segelintir orang. Kini, makin besar dan tak terbendung.
Perbincangan umrah berbiaya hemat, atau biasa disebut umrah backpacker kembali marak. Penawaran serta pengalaman mengikuti umrah backpacker juga banyak disebar di media sosial. Makin terbukanya pemerintah Arab Saudi, tren umrah jenis ini makin banyak peminat.
Keberadaan umrah backpacker itu sejalan dengan tren pelesiran ke luar negeri saat ini. Ditambah dengan kebijakan global Saudi, yang ingin menambah jemaah haji dan umrah sebanyak-banyaknya. Lewat agenda besar Vision 2030.
Melalui layanan digital yang disiapkan Saudi, masyarakat dari penjuru dunia bisa memesan paket umrah secara langsung. Paket itu meliputi visa umrah, hotel, sampai dengan transportasi lokal di Saudi saat kedatangan.
’’Ketika orang itu sudah pegang visa umrah, sudah memesan hotel, dan beli tiket pesawat sendiri, tidak ada alasan pemerintah untuk mencegah,’’ kata Pengamat haji dan umrah dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dadi Darmadi dikutip Jawa Pos (grup FAJAR), Minggu, 18 Februari 2024.
Saat ini sudah masuk era di mana umrah tidak lagi dimonopoli oleh travel.
Apalagi, umrah backpacker itu sangat segmented. Dalam artian tidak akan begitu saja dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Minimal orang yang akan melakukan umrah backpacker sudah pernah melakukan perjalanan ke luar negeri.
Sementara di sisi lain, kebanyakan jemaah umrah adalah orang-orang yang belum pernah ke luar negeri. Sehingga adanya tren umrah backpacker tidak akan menggerus ladang dari travel umrah secara signifikan.
Tidak tepat juga, ketika seseorang ingin umrah dengan persiapan sendiri dan harapan dapat harga terjangkau malah dihalang-halangi.