BONE, FAJAR-Milenial dan Generasi-Z kini tampil gemilang. Mereka menguasai transaksi perumahan.
MEMANG, segmen mereka dominan ke kredit kepemilikan rumah (KPR) menengah ke bawah. Namun, di situlah dominasi mereka. Tak heran, user KPR rumah subsidi berasal dari kalangan mereka pula.
Keinginan mandiri lebih dini menjadi salah satu ciri Gen-Z. Bahkan mereka menginginkan punya rumah sebelum berumah tangga. Alasannya, masa muda lebih merdeka mengelola uang ketimbang usai menikah.
“Kala itu, lagi tren di kalangan tempat kerjaku, cicil rumah DP (down payment alias panjar) murah. Angsurannya rendah,” urai Herlina Sahabu, salah seorang Gen-Z yang memilih KPR, Kamis, 15 Februari 2024.
Ia memutuskan membeli rumah via KPR sejak 2021. Tak banyak pikir ketika tawaran itu datang. Apalagi, menjadi tren di kalangan teman-temannya untuk membeli rumah subsidi. Sebab, ini akan menjadi aset seumur hidup, tanpa menyedot gaji besar.
“Saya berpikir ini bagus juga. Mungkin ini bisa menjadi investasi masa tuaku nanti,” sambung alumni keperawatan STIKES Yapika, Makassar, itu.
Pada 2023 lalu, Herlina telah menikah. Saat itulah baru dia bersama sang suami menetap di rumah itu. Selama dua tahun awal sejak akad KPR, rumah itu hanya menjadi investasi diam.
Semangat Gen-Z dalam memiliki rumah rupanya menyebar di antara mereka. Ada kecemburuan sosial positif yang di tumbuh dan menstimulasi mereka. Alasan investasi menjadi pemantik banyaknya kelompok muda menyasar KPR subsidi.
“Waktu itu juga kupikir, daripada gajiku habis untuk beli barang tidak jelas, mau menabung juga agak susah, jadi biarlah cicil rumah saja. Menunggu terkumpul uangnya untuk bisa beli cash, sulit. Ndak tahu sampai kapan (baru bisa terkumpul,” beber wanita kelahiran 1995 ini.