English English Indonesian Indonesian
oleh

Akses Buruk di Bone Selatan: Jalan Rusak Parah Tak Kunjung Tersentuh

“Sebagai pemuda yang lahir dan tumbuh di sana, yang pernah merasakan berjalan kaki 21 km untuk sekolah, akses jalan harapannya bisa diperbaiki pemerintah, minimal pengerasan. Warga Bontocani lumayan patuh, Pak, bayar pajak,” tegasnya.

Seyogianya akses jalan mulus ini merupakan urat nadi perekonomian yang menunjang distribusi hasil bumi. Kodisi jalan kabupaten yang rusak ini kemudian memaksa warga untuk memasarkan hasil buminya ke tempat lain.

Di Desa Bulusirua, Kecamatan Bontocani, misalnya, hasil bumi di wilayah ini seyogianya cukup menjanjikan, seperti kopi yang bisa diproduksi hingga puluhan ton dari desa ini tiap pekan.

“Namun karena jalan rusak, ini sulit dibawa ke kota (Watampone),” ujar Kepala Desa Bulusirua, Sanre.

Kondisi ini pun selama bertahun-tahun dibiarkan. Petani selama ini lebih memilih membawa hasil buminya ke wilayah seperti Sinjai, Bulukumba, ataupun Maros yang dianggap lebih dekat atau sekalian ke Makassar, alih-alih ke daerah sendiri.

Ini membuat produksi pangan ini tak tercatat di Bone. Tak hanya itu, potensi pariwisata juga masih tak tergarap dengan baik, karena masalah ini. Banyak air terjun hingga kawasan puncak, namun kendala akses membuat pengunjung enggan datang.

“Tapi tidak terkelola, karena siapa juga yang mau datang. Itu, kan (yang rusak) jalan kabupaten,” ujar Sanre.

Desa Bontojai, juga mengalami kondisi serupa. Masalah akses jalan kabupaten ke wilayahnya yang rusak juga memaksa petani di wilayahnya utuk memasarkan hasil buminya ke wilayah lain.

“Kita ada kopi, itu di sini ditanam tapi kita pilih larikan ke Toraja, Toraja yang klaim itu supaya mahal,” jelasnya. (an/zuk)

News Feed