“Untuk aturan masih bisa menyesuaikan,” katanya.
Dirut PT REI Bangun Properti, Abdul Malik Ibrahim menuturkan dengan berkurangnya kuota FLPP, maka sudah pasti akan membuat pemenuhan kebutuhan rumah masyarakat Sulsel juga berkurang. Sebab hal tersebut pasti akan memengaruhi jumlah rumah yang terbangun.
“Jadi ini sangat bertentangan dengan bertambahnya keluarga yang membutuhkan rumah terus terjadi, sedangkan kuota rumah FLPP sekarang berkurang,” ujarnya.
Kata dia, untuk saat pada masa pilpres dan pileg penjualan masih landai. Penyebabnya, ekonomi masih stagnan atau wait and see. “Sehingga itu sedikit berpengaruh ke jualan properti, tapi kami tetap optimis bahwa properti tetap akan tumbuh tahun ini,” ucapnya.
Founder Togika Group, Mustajab Mudji menuturkan saat ini tren penjualan properti di Sulsel secara umum masih stabil. Akan tetapi memang untuk sektor komersil sepertinya masih wait and see.
“Para pembeli rumah mewah ini masih menunggu selesai pemilu,” ucapnya.
Menurutnya, jika berbicara di segmen perumahan subsidi di tahun politik ini tidak berpengaruh. Malah lebih cepat akselerasi di tahun ini. “Karna kuota sudah siap diawal tahun, dan jumlahnya juga lebih sdikit dibanding tahun lalu,” tuturnya (sae/lin)
===