Untuk inovasi, sampah telah terpilah dari sekolah atau perkantoran. Hasilnya dijual. Ada juga program sedekah sampah. Ibu rumah tangga yang memiliki sampah, hasilnya disedekahkan Rp2.500 per/kg kepada kaum duafa.
Jenis yang paling banyak dihasilkan rumah tangga adalah sampah plastik. Karena itu, warga terus diimbau membawa wadah sendiri ketika hendak berbelanja. Untuk sampah organis rumah tangga, DLH mengajak masyarakat membuat pupuk organik. Memanfaatkan sisa-sisa makanan.
“Kalau kami dari Pinrang , sasaran utama kami bukan untuk mendapatkan penghargaan Adipura, tapi kami dorong masyarakat untuk peduli lingkungan dan menjaga kebersihan,” sambung Sudirman lagi.
Sayang, dua tahun berturut-turut penghargaan Adipura tidak digelar akibat pandemi Covid-19. Sejak 2022 pemda kembali bersiap meraih penghargaan bergengsi tersebut.
Gowa Berbenah
Pemkab Gowa juga bergegas. DLH, camat, lurah, dan instansi bergerak bersama memerangi sampah dan menjaga kebersihan. Pemkab menggagas Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) sejak 2019.
Hal ini juga menjadi upaya Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan untuk mewujudkan Adipura, minimal meraih sertifikat. Apalagi, RTH Lapangan Syekh Yusuf Discovery dan Stadion Kalegowa Pallangga telah dibangun.
“Insyaallah tahun depan kita akan melakukan pembinaan-pembinaan secara menyeluruh di seluruh kecamatan, khususnya yang selama ini giat melakukan pembinaan-pembinaan terutama dalam bagaimana menangani mitigasi bencana,” jelas Kepala DLH Gowa, Azhari Azis.
ProKlim yang digagas berisi banyak kegiatan, seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah daur ulang, pelibatan pemerintah setempat untuk kepentingan masyarakat, dan mengantisipasi bencana.