Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa untuk Sulawesi Selatan pertumbuhan ekonomi 2023 sebesar 4,51 persen dan 2022 pertumbuhan ekonomi sebesar 5,10 persen, dan 2021 di angka 4,64 persen.
Di samping itu jumlah orang miskin posisi Maret 2023 sebesar 8,70 persen, meningkat 0,4 persen terhadap posisi September 2023. Meningkat 0,07 persen terhadap Maret 2022. Dengan data tersebut menunjukkan bahwa perekonomian meningkat tidak diikuti oleh penurunan jumlah orang miskin.
Ini berarti pertumbuhan ekonomi dimaksud hanya dinikmati oleh sekelompok tertentu. Situasi ini mengindikasikan keadaan gini ratio makin melebar. Jumlah orang miskin tambah miskin, orang kaya tambah kaya. Dapat dikatakan kapitalis liberal makin kokoh, keadilan sosial makin jauh.
Gini ratio masing-masing daerah berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi faktor ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, dan ketimpangan pendapatan. Sedangkan dari faktor sosial dipengaruhi oleh pendidikan, kesehatan, dan kesempatan bekerja.
Meningkatnya gini ratio dapat mengakibatkan tingkat ketidaksetaraan tinggi yang berpotensi memicu ketegangan sosial dan ketidaksabilan politik. Penduduk dengan income tinggi akan menerima persentase jauh lebih tinggi dari total income seluruh penduduk. Yang paling berbahaya adalah ketegangan sosial yang berakibat angka kriminal meningkat.
Akibat faktor sosial ini dapat diatasi dengan kesungguhan pemerintah pusat, maupun pemerintahan daerah untuk dapat memberikan subsidi yang lebih besar bagi pendidikan dan kesehatan masyarakat. Bahkan sedapat mungkin diciptakan pendidikan dan kesehatan gratis, betul-betul gratis.