Prof Ilmar juga membeberkan bagaimana proses kreatif yang dia lakukan selama menyusun buku ini. Awalnya, setiap melihat peristiwa dalam pemerintahan, selalu dia tuangkan tulisan pendek. Tulisan itu yang dia kumpulkan dan dirangkum dalam buku ini.
“Saya mencoba melihat sisi seperti apa kebijakan pemerintah. Awalnya saya tulis dalam tulisan pendek dan saya kelola ulang menjadi buku ini. Ini memuat kritik dan saran, tetapi saya pakai bahasa halus, tidak arogan,” ungkapnya.
Sebenarnya, kata dia, untuk menjadi pemimpin pemerintahan itu tidak mudah. Harus mampu menghadapi badai besar dalam pemerintahan dengan kuat dan kokoh. Sebab jika setengah-setengah, maka dipastikan akan jatuh.
“Karena konteks pemerintahan sangat rumit, apalagi kalau dikaitkan dengan birokrasi pemerintahan. Sisi-sisi itulah yang saya lihat melalui tulisan saya. Buku ini bisa menjadi referensi masyarakat dan pemerintah sendiri terkait Kepemimpinan Pemerintahan,” tegasnya.
Menilai buku ini, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengatakan, pada dasarnya ada empat kategori pada pemimpin. Masing-masing pemimpin proyek, pemimpin politik, pemimpin negarawan, dan pemimpin peradaban.
Kata dia, pemimpin proyek hanya memikirkan satu tahun jabatan saja. Kemudian, pemimpin politik hanya memikirkan lima tahun kekuasaannya, sedangkan negarawan memikirkan masa depan negaranya hingga 25 tahun.
Namun kata dia, sosok pemimpin yang terbaik adalah pemimpin peradaban. Sebab mereka memikirkan masa depan negaranya lebih jauh lagi, melebihi batas umurnya sendiri. “Jangkauan pikirannya bisa sampai 100 tahun ke depan,” kata pria yang akrab disapa Danny ini.