JAKARTA, FAJAR–Nahdlatul Ulama (NU) mendapat kritik internal. Musababnya ihwal dukungan capres.
Ra’is Syuriah Pengurus Cabang Istimewa NU di Australia dan Selandia Baru, Nadirsyah Hosena alias Gus Nadir menyampaikan PBNU secara struktural memihak ke pasangan calon (paslon) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Gus Nadir secara blak-blakan menyampaikan bahwa struktural PBNU mendapatkan arahan untuk memberikan dukungan kepada Prabowo-Gibran. Arahan itu diungkap dalam sebuah pertemuan PBNU Hotel Bumi Surabaya beberapa waktu lalu.
Dia menegaskan dukungan PBNU terhadap Prabowo-Gibran adalah fakta. Dia berharap PBNU atau NU bisa kembali ke statusnya untuk netral. Tidak berpihak kepada salah satu kandidat.
“Sebentar lagi ada konbes (konferensi besar). Tolong jangan ada arahan lagi ke warga NU untuk mencoblos 02 (supaya menang) satu putaran,” kata Gus Nadir di media sosialnya dikutip Jawa Pos (grup FAJAR), Rabu, 24 Januari.
Sebaliknya forum konbes yang jadi rangkaian Harlah ke-101 NU itu harus bisa jadi ajang mengembalikan posisi netralitas NU.
Gus Nadir menegaskan PBNU atau NU harusnya memosisikan diri sebagai perekat bangsa, dalam gelaran pilpres kali ini. Jadi ketika kelak terjadi kondisi tertentu akibat pilpres, PBNU atau NU bisa jadi sandaran bagi siapapun. Baik bagi kubu yang kalah maupun yang menang.
“(Sekarang) kepada siapa kita bernaung. Rais A’am perlu netral di atas golongan,” jelas akademisi Universitas Monash, Australia itu.
Dengan pernyataan Gus Nadir, terbaca bahwa PBNU masuk dalam pusaran Pilpres 2024. Informasi itu dipantik dari pernyataan Nadirsyah Hosen yang kemudian ditanggapi oleh Sekjen PBNU Saifullah Yusuf.