JAKARTA, FAJAR–Bunuh diri bukan kejadian serta merta. Banyak faktor pencetusnya.
Pakar Psikologi Klinis Universitas Indonesia (UI) Dini Rahma Bintari menyampaikan analisisnya. Dia mengatakan alasan di balik kasus bunuh diri adalah masalah psikologis atau tingkat stres yang tinggi. Oleh karena itu perlu dicari tahu lebih lanjut penyebab stres yang menyebabkan tindakan bunuh diri.
Stres adalah suatu kondisi yang merupakan hasil interaksi antara orang dan lingkungannya yang mengandung kesenjangan. Yaitu kesenjangan antara tuntutan sebuah situasi dengan sumber daya atau kemampuan biologis, psikologis, ataupun sistem sosial individu.
Biasanya kesenjangan itu hanya persepsi yang tidak realistis dari individu tersebut mengenai diri dan lingkungannya. Tetapi ada juga kesenjangan yang faktual atau benar-benar terjadi.
Dia lantas menyoroti istilah kena mental, yang jamak digunakan anak-anak muda saat ini. “Apakah kita sudah kena mental atau kita dapat bertahan menghadapi stres?” katanya.
Dini mengatakan apabila ingin meningkatkan kemampuan menghadapi stres, seseorang perlu mengenali dan mengelola stres yang dialami.
Persoalan sehari-hari, konflik dengan orang lain, frustrasi, dan trauma juga termasuk jenis stres dalam bentuk yang khusus. Setiap hari, seseorang menghadapi tantangan dari lingkungan dan dapat dipersepsikan sebagai stressor atau penyebab stres.
“Misalnya, kita setiap hari menghadapi kemacetan atau kerepotan di rumah tangga, atau masalah di kantor, atau konflik dengan teman dan kerabat,” ujar Dini.