FAJAR, MAKASSAR – Peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) mesti menjadi perhatian khusus. Sebab hal tersebut menjadi faktor penentu kesejahteraan petani.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, NTP Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan di Desember 2023 sebesar 114,25 atau naik 0,45 persen dibandingkan dengan NTP bulan November 2023 sebesar 113,74.
NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTP) tercatat sebesar 107,80; Sub Sektor Tanaman Hortikultura (NTPH) sebesar 134,91; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sebesar 134,12; Subsektor Peternakan (NTPT) sebesar 107,61; dan Subsektor Perikanan (NTNP) sebesar 109,31.
Bendahara Umum DPN Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Andi Iwan Darmawan Aras menuturkan pada prinsipnya setiap kenaikan harga kebutuhan penyelenggaraan pertanian itu akan menaikkan biaya produksi di tingkat petani. Mulai dari pengangkutan bahan dan alat pertanian.
“Misalnya pupuk, bibit jadi distributor di tingkat petani itu akan menaikkan lagi ongkos produksi pasca panen juga pasti akan naik, mulai dari tempat panen ke penjualan akhir,” ucapnya.
Lebih lanjut Plt Ketua HKTI Sulsel itu juga mengatakan dengan terjadinya kenaikan tersebut, langkah yang harus dilakukan adalah bagaimana menjaga harga di tingkat petani agar tetap stabil.
“Harga boleh naik tetapi masih mampu dibeli oleh masyarakat jangan sampai harga naik tapi nilai tukar petani semakin turun itukan ironi,” katanya.
Kemudian Wakil Ketua Komisi V DPR RI itu juga melihat kondisi ini berpotensi membuat harga-harga nilai pertanian naik, tetapi nilai tukar petani semakin turun karena tingginya cost produksi.
“Hal itu akan pasti akan mengurangi keuntungan yang diperoleh oleh petani, maka dari itu NTP ini mesti terus diatensi agar terus bisa terjaga dan petani bisa merasakan manfaatnya, dan yang pasti NTP ini sangat memengaruhi kesejahteraan petani” ucapnya.
Badan Kehormatan BPP Hipmi itu juga melihat, hal ini merupakan efek domino yang tidak diinginkan oleh petani dengan alasan bahwa kebutuhan langkah atau harga semakin melambung tinggi makanya dibuka keran impor pangan.
“Kita juga berharap agar terjadi kenaikan harga produk-produk pertanian, tidak malah menjadi wacana di pemerintah untuk membuka keran impor dengan alasan menstabilkan harga,” harap Ketua Gerindra Sulsel itu. (sae)