Arief R Pabettingi, Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia DPD Provinsi Sulselbar
FAJAR, MAKASSAR — Selama ini kita kenal Pisang Cavendis berasal dari Provinsi Lampung. Namun beberapa bulan ke depan, Sulsel juga akan mampu memenuhi pasar nasional dan inernasional.
Sejak pertama kali gagasan ini digaungkan Pj Gubernur Sulawesi Selatan pada Oktober 2023 lalu, pisang ini terus dibudidayakan oleh masyarakat. Ke depan, Cavendish akan menjadi komoditas ekspor baru dari Sulsel. Bahkan Pj Gubernur sudah berkeliling kabupaten / kota untuk memastikan potensi masing-masing daerah.
Pisang Cavendis dapat tumbuh di daerah tropis. Suhu optimum untuk pertumbuhannya adalah 270 C, dan suhu maksimumnya 380 C, dengan keasaman tanah (pH) 4,5 – 7,5. Pertumbuhan tanamannya lebih cepat jika dibandingkan dengan jenis pisang lainnya . Sehingga masa panennya cukup membutuhkan waktu 8-9 bulan dari usia tanam.
Tidak bisa dipungkiri mengapa tanaman Pisang Cavendis sangat potensial menjadi produk ekspor terbaru Sulawesi Selatan karena alam dan iklim serta tanah di provinsi ini sangat cccok untuk mengembangkan buah berwarna kuning ini. Hal ini terlihat di Kabupaten Bone tepatnya di Kecamatan Mare, telah tumbuh pisang setinggi pinggang orang dewasa.
Buah Pisang Ambon putih ini satu tandannya menghasilkan rata-rata bobot 15 sampai 20 kilogram. Dalam satu hektare bisa ditanami 1000 pohon. Jika lahan tanama sebanyak 200 ribu hektare, maka bisa menghasilkan 3 juta kilogram pisang.
Harga Pisang Cavendish per kilogramnya sekitar Rp25 ribu, maka dalam 200 hektare bisa menghasilkan pendapatan Rp75 miliar. Bisa dibayangkan jika setiap kabupaten kota menanam sebanyak seperti di atas, maka nilai ekonomi yang dicapai oleh provinsi Sulawesi Selatan tiap tahunnya sangat besar.