Selama ini, Sanitarian dianggap hanya mengurusi tinja dan hal-hal menjijikkan. “Padahal, tidak seperti itu. Sanitarian bukan tukang tangkap tikus di rumah sakit, bukan tukang sedot tinja. Di masa seperti sekarang, saat manusia sudah mulai sadar terkait ekologi, sanitarian menjadi sangat dibutuhkan,” ungkap Mustari.
Lanjut dia, kenyataannya, kebutuhan akan sanitarian selalu ada. Penerimaan CPNS dan pegawai bidang kesehatan dan lingkungan, selalu menyediakan kuota untuk tenaga sanitarian. “Baru-baru ini, Pemkab Gowa membutuhkan, kalau tidak salah, 10 Sanitarian, tapi kuota itu tidak terpenuhi. Setiap penerimaan CPNS, selalu ada kuota, tapi selalu tidak terpenuhi,” ungkap dia.
Karena itu, dia mengajak untuk bergabung dalam Prodi D3 Sanitasi PoltekMu Makassar yang merupakan pencetak tenaga Sanitarian andal sejak dahulu dan tenaga kesehatan profesional. Terlebih, untuk Prodi D3 Sanitasi, pihaknya menyediakan beasiswa. “Kami memberikan beasiswa untuk menstimulus supaya anak-anak kita tertarik kuliah di Sanitasi. Karena itu, sayang sekali, kalau prospek kerja yang sangat terbuka dan penyediaan fasilitas seperti yang kami sediakan itu masih tidak dimanfaatkan,” tandas dia. (sae)