MAKASSAR, FAJAR — Kenaikan harga barang, utamanya yang berkaitan dengan pangan rentan terjadi saat kebutuhan tinggi dan produksi kurang. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mendorong ketahanan pangan dimulai dari desa.
Penjabat Sekretaris Provinsi Sulsel Andi Muhammad Arsjad mengatakan, proyeksi dalam meningkatkan ketahanan pangan akan dilakukan melalui program desa ketahanan pangan.
Menurut ia, desa ketahanan pangan ini agar masyarakat bisa memanfaatkan lahan pekarangan mereka untuk bercocok tanam, dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan mereka. Termasuk agar mereka tetap bisa bertani dan berusaha di lahan yang mereka miliki.
“Tentunya, kita akan membantu bibit, penyuluhan, bantu bagaimana teknik budidayanya, dan segala macam. Intinya adalah ini kita akan budayakan kembali dengan memanfaatkan kelembagaan-kelembagaan desa yang ada,” ucap Arsjad.
Selain itu, program ini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan desa dengan upaya pemenuhan kebutuhan pangan di wilayahnya masing-masing.
Bahkan, desa ketahanan pangan akan diperlombakan. Ini agar pemerintah pun tidak perlu lagi jauh-jauh melakukan studi tiru dalam peningkatan ekonomi dan ketahanan pangan. Termasuk juga konsep ketahanan pangan dalam artian pemanfaatan lahan pekarangan dan pertanian keluarga bisa berjalan dengan baik.
“Sebelum diadakan perlombaan kita akan mensosialisasikan terlebih dahulu ke 24 kabupaten/kota bahwa indikator penilaiannya diantaranya ada tiga, yaitu bagaimana desa itu memenuhi ketersediaan pangan, bagaimana upaya pemerintah desa dalam memaksimalkan lahan-lahan pekarangan termasuk lahan tidur yang ada di desanya, kemudian keterjangkauan dan terakhir adalah keamanannya seperti, produk-produk mereka terjaga, disertifikasi, serta produknya memiliki label higienis. Sehingga, pangan yang diproduksi itu adalah betul-betul terbebas dari bahan kimia,” urainya.