“Sekarang banyak lokasi baru yang dilengkapi spot swafoto dan tanaman bunga. Lalu ada berbagai fasilitas yang lengkap untuk menambah kenyamanan pengunjung. Ini di daerah Pattapang dan Batulapisi serta Lembanna,” ucapnya.
Kendati demikian, Andi Tenri mengatakan jika melihat ini, maka kedepannya penginapan atau resort yang ada di daerah puncak bakal ditambah.
“Apalagi penginapan yang dominan berbaur dengan alam yakni di hutan pinus, menjadi pilihan. Makanya perwajahan kedepan diupayakan meminta warga sekitar memperkuat resort dan usaha-usaha lokal,” tuturnya.
Sementara pendapatan atau perputaran uang, dari data Dinas Pariwisata Gowa, untuk kawasan pinus mencapai terhitung dari jumlah karcis dirata-ratakan 1000 perhari.
Untuk biaya masuk 5000 per orang, sehingga dirata-ratakan 5 juta perhari. Ini terjadi mulai 25 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024. Sehingga perputaran uang untuk kawasan hutan pinus saja, diangka Rp35 juta selama lima hari.
“Ini belum termasuk kawasan wisata buatan,” ucapnya Tenri.
Dengan jumlah tersebut pun diharapkan mampu mendongkrak pergerakan ekonomi yang ada di Kota Malino, termasuk memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD)Mulai dari sektor destinasi wisata, restoran, rumah makan, dan hunian.
“Kita harap selama libur nataru kemarin, itu bisa memberikan pemasukan yang besar bagi para pelaku usaha yang ada di Malino, termasuk kepada pelaku UMKM yang ada,” harap Tenri.(wis/lin)
