ACEH, FAJAR–Aksi ratusan mahasiswa Aceh yang menggeruduk dan mengusir paksa pengungsi Rohingya menuai banyak sorotan. Apalagi, pengusiran itu membuat pengungsi ketakutan.
Seperti diketahui, ratusan mahasiswa sempat melakukan aksi demonstrasi hingga menyerbu tempat pengungsian Rohingya di Balai Meuseuraya Aceh (BMA).
Tak hanya itu, dilaporkan pula ratusan mahasiswa Aceh tersebut juga menggiring paksa para pengungsi Rohingya untuk kemudian dialihkan dari BMA ke Kantor Kemenkumham Aceh.
Menanggapi kenyataan tersebut, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) atau Badan Pengungsi PBB buka suara. Sebagai badan yang mengurusi pengungsi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), UNHCR turut menyampaikan keprihatinan terhadap aksi massa yang dilakukan oleh ratusan mahasiswa Aceh tersebut.
“UNHCR, Badan Pengungsi PBB, sangat prihatin melihat serangan massa di sebuah lokasi yang menampung keluarga pengungsi yang rentan, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, di kota Banda Aceh, Indonesia,” tulis UNHCR dalam keterangan tertulis, Kamis (28/12/2023).
Dalam keterangan UNHCR, ratusan pemuda menyerbu basement gedung pada Rabu (27 Desember 2023) tempat para pengungsi berlindung. Massa sempat menerobos barisan polisi dan secara paksa memasukkan 137 pengungsi ke dalam dua truk dan memindahkan mereka ke lokasi lain di Banda Aceh.
“Peristiwa ini membuat para pengungsi terkejut dan trauma,” ujar UNHCR. Terkait peristiwa hal ini, Badan Pengungsi PBB tersebut meminta kepada aparat penegak hukum untuk mengambil tindakan.