“Secara individual, kita sangat butuh untuk masuk dalam persyaratan ketika ada proyek internasional, begitupun secara korporasi,” ucapnya.
Kaya dia, pihaknya sebagai korporasi yang sudah berskala nasional, harus berfikir maju untuk bisa menjadi skala internasional. Paling tidak wilayah Asia Tenggara, sebab ada lanjutan sertifikasi seperti ASEAN Pasific. Itu wilayahnya mencakup Asia hingga Australia.
“Jadi kita mempersiapkan SDM yang dimiliki, jika suatu waktu kedepannya ada investor masuk ke dalam negeri dan mencari rekan bisnis, Bumi Karsa sudah siap dan memenuhi persyaratan yang bersertifikat dari ASEAN Engineer maupun ASEAN Pasific Engineer,” tuturnya.
Kemudian kata dia, kedepannya, hal ini akan memacu dirinya untuk meningkatkan kualitas sebagai engineer karena dengan adanya predikat sebagai ASEAN Engineer, dia harus memiliki kapasitas, kapabilitas, yang sesuai dengan standar yang di tetapkan.
“Secara kualitas Bumi Karsa sudah mendapatkan pengakuan. Secara bertahap, dalam tiga tahun kedepan Bumi Karsa menargetkan untuk mengikutkan seluruh engineer pada tingkatan sertifikasi Insinyur Profesional Madya (IPM) agar dapat melangkah pada ASEAN Engineer Register (AER),” ujar Fajaruddin.
Chairman ASEAN Federation of Engineering Organization I (AFEO) ke-41, Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan registrasi AER ini penting agar insinyur Indonesia memiliki mobilitas yang tinggi sehingga bisa mengerjakan proyek di luar negeri bahkan menempati posisi strategis seperti project manager hingga project director.