English English Indonesian Indonesian
oleh

Setop Perusakan Hutan Mangrove di Kepulauan Tanakeke Takalar

MAKASSAR, FAJAR — Hutan bakau atau mangrove di Sulsel mengalami kerusakan. Mangrove dibabat hanya demi keuntungan yang nilainya tidak seberapa daripada dampak yang ditimbulkan.

Kondisi ini bisa dilihat di Kepulauan Tanakeke, Kabupaten Takalar. Sekitar delapan pulau yang ada di sana dikelilingi hutan mangrove sejak bertahun-tahun lamanya. Namun sayang, pengerusakan masif dilakukan sejumlah warga yang tergiur dengan tawaran para tengkulak.

Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel di wilayah tersebut, Daeng Tika, mengaku sangat prihatin dengan kerusakan mangrove yang terjadi. Apalagi sejumlah warga lantaran terpengaruh para pengusaha yang tidak bertanggung jawab.

“Penebangan mangrove ini massif karena masyarakat berlomba-lomba ingin mendapat pendapatan yang cepat karena harga arang saat ini meningkat dari Rp100 ribu menjadi Rp120 hingga Rp150ribu per Karung. Itupun mereka dipengaruhi para pengusaha yang datang ke pulau mengekspoitasi kekayaan yang ada,” ujarnya, Senin, 4 Desember 2023.

Daeng Tika menyebut, pembabatan mangrove secara masif dilakukan beberapa tahun belakangan. Itu terjadi khususnya di Pulau Satangnga dan Bauluang yang akhirnya memberikan dampak serius terhadap kelangsungan hidup warga pulau secara umum di wilayah tersebut.

“Bagaimanapun hasil yang didapatkan dari penebangan mangrove ini jelas tidak sebanding dengan dampak yang ditimbulkan. Kondisi pulau sekarang dibayangi ancaman abrasi akibatnya,” tegasnya.

Informasi terkait pembabatan mangrove ini telah sampai ke Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel. Tim gabungan lalu langsung turun untuk melakukan penindakan.

News Feed