English English Indonesian Indonesian
oleh

Pertunjukan Garasi Performance Institute di Makassar, Ekspresikan Duka Ekologis

Ugoran Prasad, penulis dan dramaturg “Waktu Batu. Rumah yang Terbakar,” menjelaskan bahwa karya ini mendekati isu duka ekologis dari sudut pandang dunia ketiga, menempatkannya sebagai hasil tak terhindarkan dari modernitas dan kolonialitas. Karya ini diharapkan membuka percakapan tentang watak dan artikulasi duka ekologis di dunia Selatan, serta mengajukan pertanyaan tentang tindakan yang perlu diambil dan jenis puisi yang perlu ditulis.

Yudi Ahmad Tajudin, sutradara pertunjukan, menegaskan upaya Teater Garasi dalam memperluas dan mendekati secara kritis percakapan tentang tema duka ekologis. Penggarapan ulang “Waktu Batu. Rumah yang Terbakar” tahun ini didesain untuk mempertajam kesilang-mediaan antara teater, video game, dan sinematografi, serta memperkuat unsur-unsur visual dan tata cahaya.

Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek RI, menyambut positif pertunjukan silang-media ini. Ia menyatakan bahwa kehadiran pertunjukan ini menambah keragaman seni di Indonesia dan mendorong pemajuan kebudayaan, sesuai dengan perhatian pemerintah dalam bidang kebudayaan.

Shinta Febriany, co-founder Kala Teater, mengajak masyarakat untuk menikmati kesempatan baik ini untuk menyaksikan karya teater kontemporer dengan perspektif artistik yang unik.

Rachmat Hidayat Mustamin, Direktur Program dan Kemitraan Rumata’ ArtSpace, menyatakan pertunjukan ini karena ide-ide yang dihadirkan oleh Teater Garasi yang menggabungkan elemen film, teater, dan video game.

Produksi “Waktu Batu. Rumah yang Terbakar” dilakukan oleh Garasi Performance Institute dan disajikan oleh Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dengan dukungan dari EPSON Indonesia, Rumata’ ArtSpace, Kala Teater, Siku Ruang Terpadu, Jam Kerja, dan RIWANUA. Pentasnya dimulai 19.30 Wita Benteng Fort Rotterdam, Makassar. (ham/*)

News Feed