Di sektor green economy, Kementerian Investasi/BKPM ingin menunjukkan pentingnya kerja sama antar negara-negara anggota ASEAN dalam mendorong investasi untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Di sektor blue economy, Kementerian Investasi/BKPM menegaskan bahwa sektor tersebut memiliki potensi nilai USD 45,4 Miliar, bahkan sumbangsih blue economy pada PDB diproyeksikan mampu menembus angka 12,5% melalui sektor perikanan, industri maritim hingga transportasi laut di tahun 2045. Tentunya, sikap optimis ini tidak terlepas dari posisi strategis yang dimiliki Indonesia dalam menuju poros maritim dunia, yang selanjutnya kedua sektor ini, mampu membuka lapangan pekerjaan sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia.
Apalagi, di sektor mining sebagaimana dalam data Kementerian Investasi/BKPM, memiliki nilai yang fantastis sebesar USD 431,8 Miliar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Presiden Joko Widodo, bahwa melalui sektor mining ini akan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia sebesar 40 kali lipat.
Sebagaimana dalam kegiatan bedah buku Elisa Sugito yang berjudul Nikel Indonesia Kunci Perdagangan Internasional, A. Ikram Rifqi selaku kandidat potensial Ketua Umum PB HMI di Kongres tahun ini menuturkan bahwa “di samping sektor mining/pertambangan di Indonesia dapat menjadi global key player melalui skema hilirisasi, good mining practice juga mesti menjadi rule of play dalam penerapannya untuk mewujudkan keberlanjutan”, ujarnya. Dengan kata lain, tidak hanya penting untuk mengoptimalkan nilai tambah dalam rantai produksi, tetapi juga menjalankan praktik pertambangan yang berkelanjutan dan sesuai dengan standar keberlanjutan.
Ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya mencapai keuntungan ekonomi tetapi turut juga mempertahankan lingkungan dan memastikan kesejahteraan sosial.