Oleh: Nur Nisa*
Pemindahan IKN ini dapat menciptakan peluang investasi . Pembangunan akan tersebar lebih merata.
FILM “My Father’s Dragon” merupakan animasi dari negeri Irlandia. Film itu banyak meraih pujian dan penghargaan. Animasi itu punya sesuatu yang khas. Pada awal cerita, nuansanya terasa sedih dan suram. Elmer dan ibunya harus meninggalkan toko mereka yang cukup ramai pembeli lalu pindah ke kota lain dengan uang terbatas. Sementara, nuansa di Wild Island semarak dan penuh kejutan.
Film ini kaya simbol dan pesan. Isu lingkungan menonjol, tentang pulau yang akan tenggelam dan hewan-hewan yang sangat ketakutan. Ada juga pesan-pesan lainnya yang terkait dengan kondisi ekonomi keluarga Elmer dan lingkungan sekitarnya.
Sama halnya dengan kondisi Indonesia, khususnya di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta saat ini. Kota bersejarah itu diprediksi akan tenggelam. Isu ini ramai diperbincangkan saat Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan pidatonya di Kantor Direktur Intelijen Nasional pada 27 Juli 2021 tentang pemanasan global yang berdampak pada mencairnya es di kutub sehingga permukaan air laut naik.
Istilah tenggelam sesungguhnya bukan menggambarkan Jakarta akan menghilang, melainkan terendam air laut. Bila tak ditanggulangi serius, ancaman Jakarta tenggelam bisa saja benar-benar terjadi. Rumah-rumah di pesisir tidak lagi bisa ditempati dan kualitas air tanah menurun.
Dasar Percepatan
Pemerintah Indonesia berupaya akan memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur, tepatnya di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara (PPU). Pada Juli 2022, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru resmi dimulai. Pembukaan lahan dan pembuatan akses jalan menjadi tahap awal dari pembangunan ini. Secara teori, modernisasi memiliki asumsi bahwa pembangunan dapat dicapai dengan mengikuti proses pengembangan atau kebijakan-kebijakan pemerintah.
Dalam konteks pemindahan (IKN), teori modernisasi dalam pembangunan dapat menjadi dasar untuk mempercepat proses pertumbuhan menuju masyarakat modern, serta meningkatkan kualitas infrastruktur dan pelayanan publik. Ini tentunya akan berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi negara.
Hal ini sehubungan dengan antroposentrisme yang berkaitan dengan etika lingkungan yang lebih luas. Etika antrposentris adalah pendekatan etika yang menempatkan manusia sebagai fokus utama dalam penilaian moral dan keputusan etis. Immanuel Kant menyatakan, manusia yang merupakan makhluk rasional, diperbolehkan menggunakan makhluk non-rasional lainnya untuk mencapai tujuan hidup manusia.
Makhluk selain manusia tidak berhak diperlakukan secara moral dan manusia tidak mempunyai kewajiban serta tanggung jawab moral terhadapnya. Bisa dikatakan entitas alam dan binatang reifikasi untuk memenuhi tujuan hidup manusia. Paham antroposentrisme meyakini bahwa manusia merupakan makhluk yang mempunyai kelebihan dibanding makhluk lainnya.
Jaga Alam
Bagaimanapun, keseluruhan organisme kehidupan di alam ini layak dan harus dijaga. Krisis alam yang terasa begitu mengkhawatirkan akan membawa dampak pada setiap dimensi kehidupan ini. Oleh karena itu, upaya pemindahan IKN ini dapat menciptakan peluang investasi dan pembangunan akan tersebar secara lebih merata di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Kalimantan.
Kebijakan ini dapat memberikan aksesibilitas ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat di luar Pulau Jawa. Pada dasarnya, Pulau Jawa sudah sejak lama menjadi pusat pemerintahan dan pusat ekonomi bagi negara, sementara daerah-daerah lainnya mengalami keterbelakangan.
Paulo Coelho, dalam bukunya “Seperti Sungai yang Mengalir” menulis, “sometimes, we are so attached to our way of life that we turn down wonderful opportunities simply because we don’t know what to do with it” (seringkali kita begitu terikat pada cara hidup, sehingga kita menolak peluang-peluang indah hanya karena tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan peluang itu).
Mayoritas penduduk di IKN nantinya adalah generasi muda Indonesia. Terkait dengan bonus demografi Indonesia yang akan dinikmati ke depan. Proyek ibu kota baru memberikan peluang bagi sebagian besar investor untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik. Ini menjadi peluang bagi kita untuk dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan usaha dan menghasilkan kesejahteraan untuk masyarakat lokal. Generasi muda harus dapat bertahan dan tidak mudah menyerah dengan tantangan yang dihadapi. (*)
*Nur Nisa, SH, SM adalah mahasiswi S2 Ilmu Administrasi Publik, PPs UNM