Ketiga pilar strategis ini sejalan dengan aspirasi dan peran Telkomsel Ventures sebagai Corporate Venture Capital untuk mengembangkan bisnis Telkomsel secara exploitative (memaksimalkan core business) dan juga explorative (membangun pertumbuhan bisnis baru).
“Hal ini menjadi wujud dari komitmen Telkomsel untuk mengambil peran kunci dalam mendukung perekonomian digital Indonesia dengan membuka peluang kolaborasi bersama para startup, yang dalam lanskap ekonomi digital memiliki dampak signifikan dalam menjaga kestabilan perekonomian nasional dengan menghadirkan solusi digital inovatif, membuka lebih banyak lapangan kerja, hingga meningkatkan daya saing teknologi bangsa,” tuturnya.
Perubahan nama dari TMI menjadi Telkomsel Ventures ini juga menandai dimulainya periode baru untuk pertumbuhan dan inovasi startup di Indonesia melalui kehadiran flagship fund kedua, setelah sukses menyelesaikan investasi perdananya pada flagship fund pertama di tahun 2020 dengan total dana komitmen USD 40 juta yang telah diinvestasikan ke dalam 17 perusahaan di Asia Tenggara dan Amerika Utara, termasuk Evermos startup e-commerce sosial yang fokus pada produk halal, Halodoc startup kesehatan terbesar di Indonesia, PrivyID startup KYC digital, Sekolahmu platform pembelajaran terpadu, Edenfarm startup rantai pasokan pertanian, dan FinAccel perusahaan induk startup fintech Indonesia Kredivo.
Mia menambahkan, meski kondisi ekonomi global yang tidak menentu menjadi salah satu tantangan bagi pertumbuhan industri startup, Telkomsel Ventures sebagai perusahaan investasi terdepan di Indonesia yang aktif dalam pendanaan kepada berbagai startup tetap optimis terhadap potensi ekosistem digital Indonesia.