FAJAR, MAKASSAR- Festival Teater Mahasiswa Indonesia (FTMI) kembali dihelat. Event tahunan se- Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) itu melibatkan pekerja seni kampus (PSK) yang diadakan pada, Rabu hingga Kamis, 8-16 November. Tahun ini, Biro Kegiatan Mahasiswa Fakultas (BKMF) DE ART Studio Fakultas Seni dan Desain (FSD) UNM dipercaya sebagai penyelenggara.
Ketua Panitia FTMI XVII Emansyah Iqwan menuturkan, kegiatan tahun ini diikuti oleh kampus yang berasal dari Sulselbar. “Peserta sebanyak 210 orang,” jelasnya.
Bengkel Sastra (Bestra) Dewan Mahasiswa (DEMA) Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM menjadi salah satu peserta dalam FTMI XVII kali ini. Mereka akan menampilkan Pementasan teater yang berjudul Tannia. Naskah tersebut bercerita tentang berbagai macam gelar yang diberikan kepada bangsawan di Sulsel yaitu Andi’, Karaeng, Puang, Datu’, Daeng, Mara’dia, dan lain sebagainya.
“Gelar itu tidak serta merta diberikan kepada seseorang karena ada beberapa syarat yang harus dimiliki, yaitu dia harus memiliki salah satu sifat dari to-panrita (pemimpin kerohanian), to-acca (cendekiawan, orang pintar), to-warani (pemberani, pahlawan), to-sugi (orang kaya, pengusaha), dan ade’tomapparenta (pemimpin pemerintah),” jelas Pemimpin Produksi Bestra DEMA JBSI FBS UNM, Nur Hikmah Aulia.
Nur Hikmah menyebutkan, seiring berkembangnya zaman, gelar-gelar itu sudah tersebar di nama-nama seseorang, meskipun bukan dari keturunan bangsawan. Sehingga di zaman sekarang akan sulit mendeteksi keturunan seseorang. Teater Kampus Unhas (TKU) juga akan ikut dalam event tersebut. TKU akan mengangkat naskah “Bau Mulut” yang merespons wabah tahun 2019 lalu. (ams/ham)