FAJAR, MAKASSAR-Sebagai rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-59 tahun, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar melaksanakan ziarah makam dan tabur bunga ke makam Dr Wahidin Sudirohusodo, di Mlati Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis, 2 November.
Humas RSUP Wahidin, Aulia Yamin, menjelaskan bahwa dr Wahidin Sudirohusodo adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia penggagas berdirinya organisasi Budi Utomo tahun 1928 dan tokoh yang memberi inspirasi terhadap pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dr Wahidin Sudirohusodo bukan seorang yang berdarah Jawa murni.
Dr Wahidin Sudirohusodo adalah keturunan dari Imaninori Daeng Tojeng Karaeng Galesong, yang putranya I Malombasi Daeng Mattawang Moh. Baqir Karaeng Bonto Mangape Sultan Hasanuddin ke XVI dari Kabupaten Gowa. Ayahnya, Arjo Sudiro, seorang “ronggo atau camat” adalah cucu dari Kyai Mertodrono (Soediro Leksono) yang merupakan cucu dari Soelaiman Daeng Manaba.
Sebagai tanda ikatan kekeluargaan keturunan dengan Karaeng Galesong, pada satu upacara adat sakral dan megah di tanggal 17 November 1997 bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Gowa ke-667, Dr Wahidin Sudirohusodo mendapatkan piagam penganugerahan gelar Imannuntungi Daeng Tojeng dari Bupati Gowa dan Majelis Pemangku Adat Gowa.
Lebih lanjut, Dokter Wahidin Sudirohusodo merupakan seorang Jawa kelahiran Mlati pada garisnya adalah seorang keturunan dari Raja-raja Gowa, sehingga nama beliau diabadikan sebagai nama rumah sakit RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo pada tahun 1993.
Upacara tabur bunga dan ziarah makam dihadiri langsung oleh Direktur Utama RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar, Prof Dr dr Syafri Kamsul Arif SpAn KIC KAV beserta jajaran manajemen dan staf.
Pada kesempatan tersebut dihadirkan pula keluarga pahlawan Dr Wahidin Sudirohusodo yang merupakan keturunan langsung dan bermukim di Jawa Tengah, dimana upacara dilaksanakan bersama-sama oleh 3 (tiga) rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan yang pahlawannya dimakamkan di area kompleks pemakanan yang sama, yakni RS dr Soeradji Tirtonegoro Klaten dan RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang, Malang. (ham)