FAJAR, PANGKEP- Bantuan distribusi air bersih oleh PDAM dinilai bukan solusi. Lantaran, sifatnya disebut terbatas. Sementara pembayaran tagihan PDAM rutin disaat air bersih tak kunjung mengalir ke permukiman masyarakat.
Itu disampaikan warga Kampung Maccini Oto, Kecamatan Pangkajene, Hardi bahwa penyaluran bantuan air bersih sifatnya terbatas dan tidak menyelesaikan persoalan krisis air bersih.
“Ini kan sifatnya sementara apabila diberi air tangki. Bagaimana jika air bantuan itu sudah habis. Karena pasti akan habis, pemakaian terus dilakukan dan bagaimana dengan warga lain yang juga tidak punya air, apakah akan diberi air tangki juga,” ungkapnya, Rabu, 25 Oktober.
Hardi meminta, agar PDAM menyelasaikan persoalan perpipaan apabila ada yang rusak sehingga menghalangi pendistribusian air bersih ke wilayahnya itu.
“Kalau memang ada rusak pipanya, itu harus diperbaiki agar air bisa mengalir. Bukan dengan menyuplai air tangki. Karena sifatnya ini sementara bukan menyelesaikan masalahnya,” sambungnya.
Senada dengan itu, warga Kampung Laikang, Kecamatan Ma’rang, Safirah juga menyampaikan hal yang sama. Parahnya lagi air PDAM tidak mengalir di perkampungannya itu hampir tiga bulan lamanya hingga saat ini.
“Sekitar tiga bulan air PDAM tidak ngalir, di kampung saya ini ada sekitar 100 rumah yang air PDAM tidak mengalir. Kita terpaksa beli air, itu pun hanya bertahan 4 hari. Kita beli lagi sekitar Rp50 ribu satu kali penampungan diisi,” paparnya.
Tidak hanya itu, ia juga mengeluhkan pembayaran PDAM yang tiap bulan datang sementara air PDAM tidak mengalir. “Pembayaran lancar, setiap bulan datang. Saya bayar Rp60 ribu tiap bulan padahal air PDAM sama sekali tidak mengalir. Tetapi penagihnya selalu datang, jadi tidak tahu untuk apa kita membayar,” keluhnya.