Oleh: Marsuki
(Guru Besar FEB Unhas dan Komisaris Independen BSSB)
FAJAR, MAKASSAR — Pemerintah pusat maupun daerah bersepakat bahwa investasi adalah media terbaik mendorong aktivitas perekonomian.
Hal tersebut menjadi komitmen kuat menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Melalui acara South Sulawesi Investment Forum 2023 (SSIF-2023) dengan tema Reinforcing The Downstream Industry and Circular Economy tergambar beberapa informasi penting tentang perkembangan dan arah prospek kebijakan investasi di Sulsel ke depan.
Sulsel menempati posisi strategis di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sebagai basis kegiatan investasi menjanjikan, Sulsel mempunyai keunggulan yang tidak dipunyai propinsi lain di KTI.
Sulsel sebagai poros utama transportasi dan infrastutur, Pusat pengembangan ekonomi, Pusat keuangan, Pusat informasi, Simpul utama informsi dan komunikasi, Pemasok utama pangan, Pusat distribusi barang dan jasa, Daerah surplus listrik, Pusat penerbangan udara, Ada galangan kapal utama, dan Pusat kesehatan terbaik.
Bermodal keunggulan tersebut maka perkembangan investasi yang terealisasi hingga triwulan II/2023 mengalami peningkatan Rp920 miliar. Tercatat jumlah investasi pada 2022 sebesar Rp14,28 triliun. PMDN mencapai Rp7,53 triliun dan mampu menyerap tenaga kerja 12.874 orang, sedang PMA mencapai Rp7,70 triliun.
Pada triwulan II/2023, PMDN terealisasi Rp1,26 triliun dengan menyerap tenaga kerja 6.375 orang, sedangkan PMA Rp3,96 triliun dan menyerap tenaga 12 orang.
Kemudian, dari sisi sektor, terdapat lima sektor investasi utama, terbanyak secara berurut, sektor pertambangan, Rp770 miliar (27%), Industri logam dasar Rp755 miliar (25%), Perumahan dan perkantoran Rp459 miliar (12%), Tanaman pangan Rp 323 miliar (10%), dan Perdagangan Rp310 miliar (9%).