Sedangkan sesuai lokasi investasi terbanyak pada lima daerah, secara berurut terbanyak di Makassar Rp 1,97 triliun, Luwu Rp6,46 miliar, Bantaeng Rp634 miliar, Luwu Timur Rp363 miliar, dan Bone Rp195 miliar.
Dari sisi asal, investor asing khususnya, berasal dari lima negara , tercatat terbanyak dari, Tiongkok, diikuti Australia, Kanada, Singapura, dan Hongkong. Sedang lima pelaku investor terbanyak, PT. Masmindo Dwi Area, PTPN XIV, Cahaya Murni Terang Timur, Unity NickelmAlloy, dan Vale.
Berdasarkan tren prestasi investasi yang cukup baik selama ini maka untuk mendorong investasi dapat lebih optimal lagi ke depannya. Pemprov Sulsel telah menetapkan Perda, No 3/2022 tentang RTRWP. Berdasarkan Perda tersebut, pemprov menetapkan Kawasan strategis skala regional, antara lain, Kawasan industri perikanan terpadu di pesisir di Bone, Wajo, Sinjai, Bulukumba, dan Selayar; Kawasan agri industri terpadu, di Parepare; dan Kawasan Pendidikan Tinggi di Mamminasata.
Dalam skala lokal, berdasarkan Perda tersebut, selanjutnya telah ditetapkan beberapa kawasan strategis lainnya, antara lain, Kawasan perikanan terpadu di Takalar-Jeneponto, dan Pinrang; Kawasan Agrowisata, Bone-Wajo, Enrekang, Bantaeng, dan Barru; Kawasan Eduwisata di Pucak, Maros; dan Kawasan wisata Bulukumba.
Tampaknya pemerintah pusat mendukung arah kebijakan investasi Pemprov Sulsel tersebut, sehingga telah menetapkan dan menyetujui beberapa Program Strategis Nasional.
Antara lain, Kawasan pusat bisnis terpadu, COI di Makassar; Kawasan pusat ekonomi pariwisata di Selayar; Kawasan wisata budaya dan agrowisata Tana Toraja, Kawasan konomi terpadu di Luwu Raya; Kawasan pengembangan peternakan di Sidrap-Pinrang, dan Enrekang; dan Kawasan perikanan terpadu di Pangkep, Maros, dan Barru.