Begitu juga dengan posisi Airlangga Hartarto. Menko Perekonomian itu ada di kubu koalisi Prabowo Subianto dengan Golkarnya. Namanya juga bisa dipertimbangkan untuk masuk bursa cawapres.
Kemudian, Amran Sulaiman sendiri sudah menegaskan bahwa pertemuannya dengan Presiden Jokowi membahas masalah bisnis dan kebijakan perekonomian. Sehingga, tidak menutup kemungkinan dia ditarik ke posisi Airlangga jika reshuffle dilakukan, atau Erlangga mundur untuk kontestasi Pilpres.
”Bisa saja begitu. Kan Pak Airlangga juga layak diperhitungkan sebagai cawapres. Kalau iya, kemudian mundur dari jabatannya, ya bisa saja Pak Amran yang gantikan. Apalagi AAS punya track record bagus semasa menjabat sebagai Mentan,” terangnya.
Namun begitu, Amran Sulaiman belum menyinggung ranah politik. Tetapi kata Sukri, tarik menarik komunikasi bisa saja terjadi. ”Komunikasi politik kan tidak kaku, bisa saja dikemas dalam temu bisnis atau hal lain,” imbuhnya.
Amran sendiri mengaku, pertemuannya dengan presiden untuk membahas berbagai potensi di Indonesia timur. Kekayaan alam yang luar biasa bisa membawa Indonesia menjadi negara maju, jika diolah dengan baik oleh anak bangsa.
”Kita punya potensi besar, tapi tidak diasah dengan baik. Sehingga kita agak ketinggalan. Indonesia timur punya potensi sumber daya luar biasa. Kalau bukan kita yang mengelola, siapa lagi,” jelas AAS, setelah bertemu presiden.
AAS mengatakan, salah satu harta karun Indonesia timur berupa nikel, khususnya di wilayah Sulawesi. Potensinya sangat melimpah, bahkan sampai miliaran ton dan merupakan cadangan nikel terbesar dunia.