Oleh : Muh. Zulfikri Arman, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar
Menjadi seorang Mahasiswa termasuk salah satu langkah penting dalam kehidupan seseorang yang seringkali diambil setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Dalam perjalanannya menjadi seorang mahasiswa, pastinya membawa konsekuensi terbesar dalam kehidupan seseorang. Apatah lagi, perpindahan gelar dari seorang siswa ke mahasiswa, terdapat banyak tahapan-tahapan yang perlu dilalui. Baik itu dari perubahan perilaku, cara berpikir, dan masih banyak lagi.
Secara gambaran umum, mahasiswa adalah salah satu fase yang dipenuhi dengan berbagai dinamika, serta berbagai tantangan yang berat. Seringkali mereka harus menghadapi tekanan dari berbagai arah, baik itu dari segi akademik maupun dari segi sosial.
Tantangan dari segi akademik seperti tugas kuliah yang menumpuk dan harus dikumpulkan sesuai deadline yang telah ditetapkan, ujian tengah semester hingga ujian akhir semester yang sifatnya wajib dihadiri. Hal seperti itu, seringkali memberikan tekanan mental yang cukup besar bagi seorang mahasiswa. Apalagi ketika memasuki fase semester akhir, tekanannya pun jauh lebih besar dari sebelumnya.
Selain itu, beradaptasi dengan lingkungan baru, menjalani hidup mandiri, dan perjalanan mencari jati diri menjadi salah satu tekanan sosial yang dialami oleh mahasiswa, terutama bagi mahasiswa baru, yang diharuskan menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru mereka. Apalagi melihat kondisi mahasiswa saat ini berada dalam guncangan badai disrupsi. Productive Generation atau useless generation.
Perubahan pada badai disrupsi sangat cepat, fundamental, dan mengacak-acak pola tatanan lama. Badai disrupsi juga menginisiasi model baru dengan strategi inovatif dan kreatif dalam sektor kehidupan. Seperti halnya kegiatan belajar mengajar yang berubah total, berevolusi dengan pola pembelajaran digital dengan jangkauan yang tidak terbatas.
Kini mahasiswa diguncang dengan ancaman disrupsi digital dan disrupsi milenial. Disrupsi digital melahirkan mesin yang jauh lebih cerdas daripada manusia, mesin yang memiliki pengetahuan yang luas dan juga efektif dalam menjalankan tugas untuk berhitung, mengumpulkan informasi, menganalisis data serta membuat keputusan yang tepat dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Perkembangan robotic menyebabkan mahasiswa akan kehilangan 75 juta pekerjaan dalam sektor perbankan, industri ritel, manufaktur, logistik dan sektor lainnya.
Pada saat yang bersamaan, mahasiswa diguncang dengan fenomena disrupsi milenial. Baik dari perubahan perilaku serta cara pandang fundamental, guna memenuhi hasrat pengakuan kelas sosial tinggi dalam lingkungan masyarakat. Perubahan cara pandang mahasiswa berjalan dan terus berkelanjutan sehingga memunculkan karakter baru pada seseorang. Disrupsi milenial melahirkan kreativitas dan mahasiswa dituntut untuk kreatif, cepat mengambil keputusan dan berani mengambil risiko.
Namun di sisi yang lain, mahasiswa lebih tertarik mengejar popularitas demi mendapat pengakuan sosial. Memiliki loyalitas rendah, berorientasi pada hasil dan tidak menghargai proses. Disrupsi milenial memaksa mahasiswa untuk bergerak cepat, menuntut kemampuan bekerja yang efektif dalam situasi yang berbeda dan cenderung mengarah kepada sifat pragmatis dan saling berkompetisi. Dampak yang paling besar adalah mahasiswa tidak tertarik dengan kondisi politik.
Kampus merdeka dan organisasi
Pada tanggal 17 September 2021 Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi secara resmi meluncurkan program kampus merdeka baik itu Pertukaran Mahasiswa merdeka (PMM), Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB). Pada program ini menjanjikan banyak benefit menarik, seperti halnya uang saku bulanan, konversi nilai 20 SKS, mengembangkan aktivitas belajar mahasiswa diluar kelas perkuliahan dan masih banyak lagi benefit lainnya.
Namun, dengan adanya program tersebut, memberikan dampak yang besar dari organisasi kemahasiswaan. Banyak kader-kader yang memilih ikut program Kampus Merdeka. Sebab hal tersebut memberikan keuntungan yang besar bagi mereka, ketimbang mengikuti organisasi kemahasiswaan.
Sisi lain, berorganisasi juga memberikan manfaat yang tidak kalah pentingnya dari benefit yang diperoleh dari kegiatan kampus merdeka. Mengikuti organisasi mahasiswa merupakan salah satu cara paling efektif bagi mahasiswa baik itu dalam mengembangkan keterampilan, membangun jaringan, dan memperluas jejaring mereka selama masa kuliah. Dengan terlibat aktif dalam berbagai kegiatan organisasi, dapat memberikan dampak positif dan perkembangan pribadi dan profesional seorang mahasiswa.
Dari berbagai dinamika yang ada di atas, pastinya memberikan kita gambaran kepada kita semua. Tentunya dengan hal tersebut, mahasiswa selaku agent of chage dan moral of control di tuntut agar mampu berpikir lebih jauh ke depan mengenai solusi yang tepat untuk mengatasi bias tersebut. Terutama dalam mengatasi badai disrupsi yang terjadi pada tubuh mahasiswa sekarang ini dan juga persiapan untuk di masa yang akan datang.
Selain badai disrupsi, kegundahan untuk memilih antara program kampus merdeka dan berorganisasi harus segera terselesaikan dalam diri mahasiswa. Sebab keduanya adalah langkah yang sangat berharga dalam perjalanan pendidikan dan karier. Output dari keduanya menawarkan manfaat unik yang mencakup pengembangan keterampilan kepemimpinan, peningkatan public speaking, pertumbuhan jaringan sosial dan profesional, serta masih banyak lagi hal menarik lainnya.
Pilihan dari keduanya tergantung dari individu kita masing-masing. Namun, dengan menggabungkan keduanya dapat menjadi sebuah strategi yang efektif untuk mencapai manfaat yang optimal. Juga dapat memaksimalkan peluang untuk mencapai peluang dalam dunia kerja yang sifatnya kompetitif. Sebagai seorang mahasiswa, kita memiliki kesempatan emas untuk mengembangkan dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang cerah dalam dunia profesional.
Maka dari itu, saya ucapkan selamat datang mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2023. Terkhususnya untuk Mahasiswa baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis, selamat menikmati proses dan maksimalkan segala potensi dalam diri kalian pada setiap wadah yang telah disediakan. (*)