FAJAR, LUWU — Fenomena alam El Nino ternyata memberikan dampak baik bagi para petani yang berada di Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara. Pasalnya, harga jual hasil panen sawah mereka membaik seiring dengan kondisi jalan penghubung Kecamatan Rongkong dan Kecamatan Seko, mengalami kekeringan.
“Saat ini, lagi musim kemarau panjang dan jalan yang dahulunya rusak berkubang lumpur, kini dapat dilalui mobil truk hingga tembus ke Seko. Gunakan mobil itu untuk drop beras hasil panen petani dengan harga jual tinggi. Bila distribusi hasil panen lancar, tentu harga pun turut membaik,” ungkap Aris warga Seko, baru-baru ini.
Menurutnya sebelum El Nino atau musim kemarau harga beras di Kecamatan Seko yang berjarak 120 km, ke ibu kota kabupaten, Masamba, untuk Beras Tarone Rp7.000 per kg, kini naik Rp9.000 per kg. Sedangkan harga beras mandi dari Rp5.000 kg naik menjadi Rp7.500 kg di tingkat petani.
“Biasanya, distribusi hasil panen petani beras hanya menggunakan motor ojek dengan harga jual beras Tarone Rp7.000 kg sedang beras mandi Rp5.000 kg. Tapi kini, dengan kondisi jalan kering dan baik harga beras rata-rata naik sekitar Rp2.000 lebih,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Apkasindo Sulsel, Dr Ir H Badaruddin Puang Sabang MM, turut angkat suara terkait hal itu. Ia menyebut kondisi yang dialami petani di Seko juga terjadi di beberapa daerah di Luwu Raya, seperti di Rampi dan di Bastem, Kabupaten Luwu yang menjadi pekerjaan rumah di sektor pertanian. Karena terkendala distribusi produksi pertanian disebabkan infrastruktur jalan.