FAJAR, MAKASSAR-Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia (UMI) didanai oleh Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Ristekdikti menggelar pengabdian kepada masyarakat (PKM) di desa binaan UMI yaitu Kelurahan Mannati, Kecamatan Teluk Limpoa, Kabupaten Sinjai.
Dekan FK UMI, Dr dr Nasruddin Andi Mappaware SpOG K FER MSc, mengungkap PKM tersebut dalam rangka menekan angka stunting yang tinggi. Program pengabdian ini juga diberi nama Program Ekspansi Menurunkan Angka Stunting (EMAS) pada periode Emas Kehidupan.
Menurut dr Nas, periode emas ternyata bukan dimulai pada saat kehamilan, namun sudah harus menjadi bahan perhatian sejak merencakan pernikahan dan program kehamilan. Sehingga dengan asupan gizi juga perilaku yang baik mengenai kesehatan gizi diharapkan dapat menurunkan angka stunting ke depannya.
“Stunting merupakan permasalahan nasional yang sampai sekarang masih terjadi, berbagai upaya telah lakukan di setiap lapisan wilayah untuk menurunkan angka stunting,” ujarnya. Hanya saja, persepsi masyarakat bahwa stunting harus mulai diperhatikan saat masa kehamilan, padahal jauh sebelum itu, asupan gizi sudah harus diperhatikan.
Lebih lanjut, Kelurahan Mannanti dipilih selain karena desa binaan, Kelurahan Mannati salah satu kelurahan di kabupaten Sinjai mendapatkan angka stunting yang terbilang tinggi. Hal demikian menjadi alasan tim pengabdian kepada masyarakat (PKM) kolaborasi antara fakultas kedokteran gigi dan kedokteran UMI menggelar edukasi ekspansi stunting tersebut.
“Adapun bentuk pengabdian tim kami antara lain melakukan klinik parenting dan bina kader melalui edukasi mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan juga pelatihan pemeriksaan IVA, PAP smear dan deteksi kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri untuk Tenaga Kesehatan (Nakes) Puskesmas Mannanti,” jelasnya.
Selain Dekan FK UMI, turut hadir pula Dosen pendamping dr M Wirawan Harahap SpAn MARS dan beberapa dokter muda yang saat ini stase di bagian Obgin, edukasi hubungan stunting terhadap angka kejadian karies pada ibu hamil dan juga balita terhadap pengetahuan kesehatan ibu hamil.
“Tim kami juga melakukan pemeriksaan gigi dan mulut, juga aplikasi flouride pada balita,” ujar tim kedokteran gigi UMI, drg Nur Fadhilah Arifin MKes yang juga adalah Direktur Utama RSIGM FKG UMI.
Dirinya berharap apa yang dilakukan UMI saat ini dapat diimplemntasikan secara berkelanjutan oleh masyarakat, tidak terputus hanya karena masa pengabdian ini berakhir. (mia)