“Jadi kita buat langsung buburnya tiap hari, khusus untuk jemaah lansia. Agar makanannya bisa langsung dikonsumsi jadi di masak disini buburnya,” paparnya.
Ia pun biasa harus begadang demi menyiapkan bubur untuk sarapan jemaah lansia yang ada di hotelnya. Sehingga tidak membuat jemaah terlambat makan pada pagi harinya apabila bubur itu sudah disiapkan saat pagi hari.
“Jadi kita begadang biasa karena kita ingin mereka makan tepat waktu sarapan buburnya di pagi hari, sebelum beraktivitas keluar hotel,” ungkapnya gadis kelahiran Ujung Pandang, 15 April 1996 ini.
Bahkan diakui tiap hari permintaan bubur juga semakin diminati oleh para jemaah lansia, bahkan dari hotel-hotel sekitar tempatnya bertugas. Dikatakan bahwa untuk kebutuhan bubur jemaah lansia di hotel lain itu dijemput langsung oleh tenaga kesehatannya untuk dibawa ke jemaah lansia yang ada di hotel lain itu.
“Awalnya kita buat untuk 50-60 porsi, sekarang dalam sehari itu saya biasa buat 70-80 porsinya. Banyak peminatnya, sudah jarang jemaah lansia yang mau makan nasi boks mereka lebih pilih bubur yang kita buat, jadi itu jemaah lansia yang ada di hotel sekitar sektor 2 itu buburnya dijemput langsung sama petugas kesehatan bahkan dokternya yang datang langsubg jemput ke hotel kita bubur yang sudah dibuat,” sambungnya.
Sementara itu, Irjen Kemenag RI, Faisal Ali Hasyim mengapresiasi kepedulian yang begitu tinggi petugas terhadap jemaah lansia di seluruh sektor, termasuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi oleh para jemaah lansia.