FAJAR, SENGKANG -Ketersediaan tabung gas subsidi elpiji 3 kg di pangkalan masih sulit dijumpai di Kabupaten Wajo. Disinyalir, meningkatnya penjualan toko pengencer menjadi penyebabnya.
Kanit Tipiter Satreskrim Polres Wajo, Ipda Aditya Warman mengaku, telah turun melakukan pengawasan dan pemantauan pendistribusian elpiji bersama Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda), Satpol PP, Disperindagkop UKM serta Kejari Wajo, Selasa, 25 Juli kemarin.
Dari hasil giat tersebut, diketahui terjadi lonjakan pemakaian. Sehingga menimbulkan, ketersediaan tabung gas di pangkalan cepat habis. Terjadi kelangkaan.
“Dari hasil keterangan kami peroleh dari sejumlah pangkalan. Terjadi meningkat penggunaan tabung gas elpiji 3 kg, dikarenakan musim nikahan, ditambah lagi musim kemarau untuk pertanian,” ujarnya, Rabu, 26 Juli.
Kondisi kelangkaan ini diprediksi segera membaik dan ketersediaan tabung gas akan kembali normal dalam waktu dekat.
Dirinya menegaskan, telah memberikan perhatian kepada pangkalan untuk tidak melayani pembelian dengan jumlah banyak. Diminta untuk diterapkan penjual, 1 orang 1 tabung disertai Kartu Keluarga.
“Kami sudah minta ke pangkalan agar memperhatikan kebijakan pemerintah di tengah kondisi kelangkaan ini. Supaya pengguna tabung gas dapat merata,” tegasnya.
Pendistribusian tabung melon tersebut, dimulai dari Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE), kemudian kepada penyalur (agen) dan sub penyalur (pangkalan) terakhir konsumen (masyarakat).
Sementara, berdasarkan pemantauan FAJAR. Kekosongan tabung gas di tingkat pangkalan masih dijumpai. Hal ini diduga terjadi meningkatnya populasi pengecer (toko kelontong). Penyebab ketersediaan tabung gas di pangkalan kosong atau cepat habis.
Tak hanya menjual dengan harga tinggi berkisar Rp30-40 ribu per tabung. Bahkan memiliki stok tabung berisi dengan jumlah banyak. Penjual ini tidak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).(man)