FAJAR, MAKASSAR-Virtual Reality (VR) merupakan teknologi yang memungkinkan pengguna berinteraksi dengan lingkungan maya yang disimulasikan oleh komputer, sehingga mereka merasa berada di dalam lingkungan tersebut.
Mining Simulator Virtual Reality adalah program simulasi pertambangan dalam bentuk virtual reality. Program ini sangat membantu memahami kondisi tambang bawah tanah, memecahkan permasalahan, dan mencari solusinya.
Giswa Ade Nugraha, S.T., salah satu pembuat Mining Simulator Virtual Reality. Teknologi ini, ia terinspirasi oleh ketidakmerataan kesempatan kerja praktek bagi mahasiswa jurusan teknik pertambangan di berbagai sektor pertambangan.
Ia merasa tidak adil, beberapa mahasiswa hanya mempelajari teori tanpa pernah merasakan pengalaman nyata di lapangan. Hal ini mendorongnya untuk mencari solusi inovatif dan inklusif agar semua mahasiswa teknik pertambangan dapat memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pengalaman berharga di dunia pertambangan.
“Setelah berbulan-bulan bekerja keras, simulator berbasis virtual reality pertambangan yang saya ciptakan akhirnya siap untuk diluncurkan,” ujarnya alumni Teknik Pertambangan FTI UMI.
Produk ini kata dia, segera menarik perhatian industri pertambangan, perguruan tinggi, dan mahasiswa di seluruh dunia. Selain memberikan pengalaman yang nyata, simulator ini juga menyediakan berbagai tantangan dan skenario yang menantang, sehingga pengguna dapat mengembangkan keterampilan mereka dan memahami lebih mendalam tentang proses pertambangan modern.
Anbiya Yaskur Ardiansyah, mahasiswa Teknik Pertambangan FTI UMI, telah mencoba Mining Simulator VR. Kata dia, alat tersebut sangat berguna karena pengguna dapat merasakan atmosfer dalam program tersebut seolah-olah nyata.
“Kita bisa belajar bukan hanya dari teori, tetapi juga dengan melihat langsung lingkungan kejadian walaupun sedang tidak berada di tempat tersebut,” kata Anbiya.
Giswa Ade bersama timnya, telah bekerja dengan beberapa perusahaan terkenal seperti PT Freeport Indonesia, PT Ceria Nugraha Indotama, PT Ceria JasaTambang Pratama, dan PT Ceria Metalindo Prima.
Penghargaan tertinggi yang didapatkan bukan hanya berupa plakat atau simbolis, melainkan ide dan inovasi yang telah diciptakan dapat digunakan oleh banyak orang dan bermanfaat bagi umat manusia terutama di ranah pertambangan.
“Namun kedepannya, saya dan tim akan terus berinovasi untuk mengembangkan teknologi serupa agar perkembangan pendidikan ke insinyuran di Indonesia menjadi setara dan tidak ada diskriminasi,” ungkapnya. (*)
Penulis: AHMAD HIDAYATULLAH
Mahasiswa Teknik Pertambangan FTI UMI
Saat ini menjalani KKN Profesi di FAJAR