“Itu bisa kita polisikan, karena ini sudah masuk ke ranah pencemaran nama baik,” sambungnya.
Sementara itu orang tua siswa, Salwa membantah adanya pernyataan dirinnya di salah satu media yang menyebut adanya pungli oleh pihak sekolah.
Dia mengakui awalnya berniat untuk tidak ikut dalam acara tersebut lantaran tidak mampu untuk membayar Rp500 kepada panitia, pun tak ada paksaan dalam acara tersebut.
Namun saat itu anaknya yang akan lulus menangis dan ingin ikut dalam acara perpisahan yang digelar bersama dengan para orang tua siswa itu dan sempat didekati oleh beberapa oknum yang sempat memplesetkan pernyataannya.
Pun setelahnya guru-guru sempat membantu dengan memberikan solusi dimana biaya untuk acara tersebut sama-sama akan ditalangi oleh orang tua siswa yang lain.
“Itumi solusinya, guru bilang bicara maki sama komite sekolah sama panitianya nanti dibantu. Karena memang jujur saya tidak punya uang, mau kuapa,” katanya.
“Iye (tidak ada yang paksa untuk ikut kegiatan) tapi ini yang anakku yang menangis (ingin ikut) ini kan berita bilang dipaksa bede, baru tidak adapi pembagian ijazah,” tandasnya. (an).
