“Makanya nasih perlu pengelolaan sampah di Tingkatkan kemampuan operasionalnya karena jumlahnya banyak tapi yang aktif itu sedikit kemudian jumlah yang sedikit ini tidak konsisten,” ucapnya.
Million Limbah Makassar, Alex mengatakan sampah di Makassar yang masuk ribuan ke PT Reco puluhan ribu ton setiap bulannya. Tentunya sangat berpeluang tapi tantangannya, dari masyarakat untuk memilah dari rumah
“Nah juga sumbangsih pemerintah untuk menerapkan peraturan dan kebijakan yang mendukung diperlukan,” ucapnya.
Contohnya saat di rumah sudah di pilah tapi saat di kumpul di campur juga kan percuma, harus ada dukungan yang konkrit dari pemerintah agar usaha pemilahan ini tetap berlanjut. Misalnya lokasi menampung sampah-sampah ini.
“Kalau kita terima sampah semua jenis plastik, bungkus makanan, minuman, semua kita terima tapi syaratnya tidak boleh tercampur satu sama lain,” ungkapnya.
Sebab ada barang-barang yang tidak bisa diproses tapi tidak boleh tercampur kotoran, kertas, kayu, lumpur. Intinya semakin tinggi nilainya apabila tidak tercampur dan kondisinya bersih, makanya pemilahan dari sumber sangat penting dan harganya juga tinggi.
“Minimal 200 kilo kita terima, tapikan supplier kita tersebar di seluruh Sulsel jadi untuk bank sampah itu jumlahnya tidak terlalu besar bisa menghubungi mitra-mitra kami kalau sudah terkumpul satu trek baru dijemput atau kirim ke saya,” ucapnya.
Dewan Pengawas Asosisiasi Bank Sampah Indonesia, Saharuddin Ridwan menyatakan kegiatan diskusi ini dilakukan sebagai upaya agar pengelolaan sampah melalui bank sampah bisa dilaksanakan lebih baik dari hulu ke hilir.