FAJAR, MAKASSAR-Beragam inisiatif program maupun inovasi telah dilahirkan dalam beberapa bulan terakhir oleh Celebes Green Project (CGP) yang tergabung dalam tim 9. Selain teknologi filtrasi menggunakan pot keramik Terra, inovasi yang juga berdampak luas ialah pembangunan Instalasi Sistem Pemanen Air Hujan di area lahan parkir Makam Raja Tallo.
Idenya berawal dari krisis air bersih yang melanda Kecamatan Tallo dalam 20 tahun, ini mendesak dicarikan solusi. Untuk itu lahirlah proyek percontohan bertajuk ‘Makassar Je’ne Tallasa’ di Bikin-bikin creative hub Nipah Mal, Minggu, 28 Mei.
Program Manager Celebes Green Project, Indah Arifah Febriany menjelaskan project closure ini, ada beragam rangkaian kegiatan. Mulai dari diskusi bersama warga dan pemerintah, pameran hingga peluncuran buku terkait program yang telah dilakukan di Kecamatan Tallo. “Pihaknya kami berkomitmen akan terus mengadvokasi program Makassar Je’ne Tallasa,” ucapnya.
Kata Indah, dalam menjalankan program Makassar Je’ne Tallasa, pihaknya senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Mulai dari awal hingga akhir program tersebut. “Koordinasi pemerintah sejak awal lewat Bappeda, termasuk PDAM terus dilakukan, dilibatkan. Kami hadir kan bukan untuk mengganti PDAM, tapi memberikan solusi alternatif air tambahan,” ungkapnya.
Perwakilan Kopernik, I Putu Arya Wigita, menjelaskan Instalasi Sistem Pemanen Air Hujan ini menggunakan teknologi Tametotto dari Jepang yang berupa tangki Pemanenan Air Hujan (PAH) bawah tanah. “Teknologi ini bisa dibangun dengan cepat dan menggunakan material lokal, serta memiliki kapasitas cukup besar,” ucapnya.
Program Makassar Je’ne Tallasa. sudah mendistribusikan filter terra kepada 100 keluarga dan membangun Tematotto, tangki penampungan air hujan. “Tentunya akan sangat bermanfaat dan berdampak bagi warga Tallo, apalagi sudah mau masuk musim kemarau,” kata Putu, di sela Project Closure Makassar Je’ne Tallasa di Nipah Mall, Minggu (28/5/2023).
Instalasi Sistem Pemanen Air Hujan secara komunal ini dibangun dalam kurun waktu 1,5-2 bulan. Konstruksinya rampung pada Februari 2023 dan sebulan berikutnya telah dimanfaatkan oleh warga Tallo. Sistem serupa secara individu, ada pula yang terpasang di rumah-rumah warga.
“Yang komunal di area lahan parkir Makam Raja Tallo berkapasitas 45 kubik atau setara 45 ribu liter air bersih. Tentunya ini akan dapat membantu, menjadi sumber alternatif air bersih bagi warga Tallo,” ungkapnya.
Putu menegaskan kualitas air dari instalasi dengan teknologi Tametotto itu sudah teruji baik. Pihaknya telah melakukan uji sebanyak tiga kali dan dinyatakan layak sebagai air bersih. Hanya saja, tidak direkomendasikan untuk langsung diminum. Harus direbus atau menggunakan filter Terra terlebih dahulu.
Perwakilan Terra Water Indonesia, Dhini menambahkan, saat ini pihaknya baru sebatas membagikan filter Terra kepada 100 keluarga terpilih. Pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap penggunaan alat penyaring air bersih tersebut.
“Ini kan masih pilot project. Kami akan terus ukur dampaknya,” ucap dia, sembari menginformasikan filter Terra juga dibagikan kepada 37 SD dan SMP di Kecamatan Tallo, termasuk yang berada di pulau. (wis/*)