English English Indonesian Indonesian
oleh

Idulfitri dalam Perspektif Ekonomi dan Keadilan Sosial

Muhammad sendiri adalah pribadi yang ramah dan berpikir kosmopolit. Muhammad tidak melihat manusia berdasarkan agamanya. Tapi berdasarkan akhlaknya. Islam dibawa Muhammad untuk memperbaiki akhlak manusia. Yaitu akhlak yang berbasis pada ketaatan dan keikhlasan untuk menyembah hanya kepada Allah Yang Maha Pengasih Penyayang. Itulah Islam hakiki.

Ini sesuai prinsip dasar Islam. Seperti disebutkan Qur’an, prinsip dasar Islam, Muhammad dijadikan Rasul Allah untuk memperbaiki akhlak manusia. Diksi “memperbaiki akhlak manusia” dalam Qur’an itu perlu ditulis dengan huruf tebal. Sebabnya, semua jenis arogansi, intoleransi, merasa paling benar, dan mengaku memegang kunci sorga berasal dari pengingkaran terhadap diksi prinsip Kerasulan Muhammad tadi — “memperbaiki akhlak manusia”. Kemudian Allah juga menyatakan, DIA sengaja menciptakan berbagai macam agama. Kalau mau, Tuhan bisa menciptakan satu agama saja. Tapi itu tak dilakukanNya. Secara obyektif, jika Tuhan menciptakan hanya satu agama, tak ada pembanding untuk melihat mana komunitas agama yang paling baik akhlaknya.

Dan Muhammad berhasil membangun Chiefdom Madinah dengan prinsip akhlak, keadilan, kesejahteraan, dan persamaan hak asasi tadi di jazirah Arab.Maka, jangan heran kalau di antara tentara Chiefdom Madinah yang ikut memerangi “musuh Islam” adalah orang Yahudi. Disebut musuh Islam di sini adalah kabilah-kabilah yang tidak mau diajak damai, arogan, intoleran, memusuhi Islam, dan destruktif. Jika perangai kelompok ini dibiarkan, maka merusak bangunan umat yang sedang ditegakkan Chiefdom. Sejarah Islam mencatat, seorang pemimpin Yahudi dari Kabila Qainuqa, Mukhairiq, ikut berperang membela Rasul. Bahkan ia sengaja menjadi tameng Muhammad dari sabetan pedang musuh.

News Feed