Oleh: Muhammad Syarkawi Rauf,
Tenaga Pengajar FEB Unhas/ Komisaris Utama PTPN IX
Fisikawan kelahiran Jerman yang terbesar sepanjang sejarah, Albert Einstein memperingatkan bahwa “we can not solve problems by using the same kind of thinking we used when we created them.” Pemecahan masalah pembangunan memerlukan perspektif baru yang out of the box disertai dengan pendekatan yang baru.
Pengalaman menunjukkan bahwa banyak negara yang mentransformasi ekonominya tetapi tidak banyak dari mereka yang sukses melakukannya. Salah satu negara yang sukses adalah Costa Rica. Negara ini mentransformasi ekonominya dari negara yang terkenal dengan image “Banana Republic” menjadi “The Switzerland of Central America” (Global Threat Report, 2023).
Costa Rica berhasil menggeser perekonomiannya dari perekonomian mengandalkan upah murah dan Sumber Daya Alam (SDA) kepada perekonomian yang mengandalkan produktifitas, efisiensi dan teknologi tinggi. Produk utamanya adalah produk-produk Information and Communication Technology (ICT).
Transformasi Ekonomi Costa Rica
Dulu Costa Rica hanya menghasilkan produk primer non olahan, seperti hasil tambang dan pertanian, tetapi sekarang negara ini menghasilkan produk berteknologi tinggi. Costa Rica adalah negara kecil di Amerika Tengah yang sebelumnya mengandalkan pisang. Tidak heran jika pisang Costa Rica termasuk yang terbaik di dunia.
Namun sejak 10 tahun yang lalu hingga saat ini, melalui program transformasi yang sukses, negara seluas 51,100 ribu kilometer persegi yang dihuni oleh 4,6 juta jiwa dikenal sebagai produsen barang-barang berteknologi tinggi. Negara agraris yang sukses mengubah haluan ekonominya menjadi negara kaya bermodalkan konsistensi dalam mengeksekusi roadmap transformasi ekonominya.
Costa Rica adalah negara kecil berpenduduk setara dengan separuh penduduk Sulawesi Selatan (Sulsel). Asset utama Costa Rica sama dengan Singapura, yaitu posisinya sangat strategis, garis pantainya di Atlantik dan Samudera Pasifik. Posisi strategis ini membuat Costa Rica memiliki comparative adventage dibanding negara lainnya di Amerika Tengah.
Salah satu hal paling unik dari Costa Rica adalah tidak ada tentara tetapi masyarakatnya berkomitmen membangun demokrasi, memberikan penghargaan terhadap hak asasi manusia (HAM), fokus pada pembangunan manusia yang tercermin pada Human Development Index (HDI) yang semakin baik dan perlindungan terhadap lingkungan.
Negara ini mampu menjadi yang terbaik dalam hal kinerja pembangunan manusia. Sejarahnya cukup Panjang, dimulai sejak akhir abad ke-19 dengan mambuat pendidikan gratis dan pendidikan wajib bagi warganya. Negara ini memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia. Alhasil, tenaga kerjanya juga sangat berkualitas.
Pelajaran Dari Costa Rica
Tumpuan ekonomi Costa Rica sama dengan Singapura di Asia Tenggara, yaitu pasar luar negeri. Tidak mungkin bertumpu pada pasar dalam negeri dengan penduduk hanya 4,6 juta jiwa. Sama dengan Singapura yang pasar domestiknya sangat kecil. Aktifitas Ekspor dan impor mencapai sekitar 90 persen GDP-nya.
Tidak bisa dihindari, Costa Rica tidak akan mampu bertahan hidup tanpa kehadiran Foreign Direct Investment (FDI). Sumber pembiayaan di dalam negerinya sangat terbatas. Strategi mengutamakan FDI mengubah Costa Rica dari sekedar penghasil pertanian ternama di dunia menjadi eksportir produk teknologi tinggi melalui investasi sejumlah perusahaan elektronik.
Apa yang bisa dipelajari dari Costa Rica? Sama dengan Sulsel, Costa Rica bertumpu pada produk pertanian dan peternakan, seperti pisang, kopi, daging sapi dan gula. Namun, melalui program transformasi ekonominya, Costa Rica berhasil mendiversifikasi produk ekspornya yang telah mencapai sekitar 4 ribu jenis produk yang diekspor ke 153 negara di dunia.
Kisah sukses transformasi ekonomi Costa Rica ditandai oleh pergeseran output perekonomiannya dari barang-barang bernilai tambah rendah ke produk berteknologi tinggi. Pemerintahnya mampu mendatangkan FDI yang berkontribusi pada pengembangan industri baru berteknologi tinggi, seperti pembuatan microchip dan elektronik.
Kisah sukses transformasi ekonomi Costa Rica didorong oleh kebijakan negaranya yang pro bisnis. Selain itu, negara kecil dari sisi populasi ini juga memiliki posisi yang sangat strategis sebagai pintu gerbang ke Amerika Utara dan terhubung ke sejumlah negara kaya di belahan utara dengan total populasi sekitar 2,3 milyar manusia dan 68 persen GDP global.
Kisah sukses proses transformasi Costa Rica bertumpu pada pemimpinnya yang pro perubahan. Lebih jauh, gagasan perubahan di Costa Rica telah bersifat sistemik. Dimana sistem ekonomi, sosial, politik dan hukumnya mendukung program transformasinya. Termasuk sistem pendidikannya yang berorientasi pada penguasaan teknologi tinggi.
Akhirnya, kisah sukses Costa Rica ditopang oleh seorang pemimpin yang menggerakkan perubahan, yaitu Jose Maria Figueres Olsen, presiden terpilih Costa Rica tahun 1994. Sejak terpilih sebagai presiden, ibarat mobil, Figueres langsung pindah ke gigi lima dan tancap gas mendorong perubahan, mereformasi sektor-sektor ekonomi yang tidak produktif.
Singkatnya, berdasarkan analisis komprehensif, Costa Rica menetapkan desain industrinya yang fokus pada dua klaster industri, yaitu industri teknologi informasi (IT) dan tourisme. Akhirnya, image sebagai “Banana republic” berubah menjadi “The Switzerland of Central America”. Modalnya kepemimpinan transformatif yang visioner dan memiliki tujuan jelas.