MAKASSAR, FAJAR—Fesyen (fashion) selalu berubah. Namun, ada pula yang merupakan perulangan tren masa lalu.
Kami berkesempatan menemui Ainun Ghitza Fakhira Sopha. Dia adalah Duta Remaja Kota Makassar 2022, Duta Pepelingasuh Sulawesi Selatan 2022, dan Duta Pemuda Best Photogenic 2022. Menurut Ainun, fesyen yang sedang marak dan tren pada 2023 adalah unsur lokalitas.
Kalangan anak muda, kata Ainun, cenderung menggandrungi fesyen yang berbaur etnik. Juga yang memiliki unsur campuran kasual dengan batik atau baju wastra Sulsel.
“Anak muda sekarang juga sudah mulai mencintai karya lokal yang mana dulunya baju batik cuman digunakan saat kegiatan kantoran. Sekarang lebih sering digunakan pada kegiatan sehari-hari,” ujar Ainun pada kesempatan wawancara dengan tim kami, Senin (10/4/2023).
Ainun juga berbagi tips tampil percaya diri menggunakan fesyen yang sedang tren. Makin rapi fesyen yang digunakan, rasa percaya diri juga meningkat. Yang tak kalah penting, rasa nyaman menggunakan pakaian harus jadi pertimbangan utama.
“Fesyen yang dikenakan harus sesuai dengan karakter masing-masing orang, kaena pandangan pertama semua orang akan mengarah ke fesyen atau outfit yang kita gunakan,” lanjut Ainun.
Sebagai Duta Remaja Kota Makassar, Ainun merasa bangga. Di tengah banyaknya produk luar yang beredar di Indonesia, anak muda atau anak remaja zaman sekarang mengeluarkan tren fesyen yang berbaur etnik sebagai bentuk kecintaan pada produk lokal.
Gempuran yang bisa menjadi faktor menurunnya kecintaan atas produk dalam negeri luar bukan tidak mungkin menggerus kecintaan atas produk dalam negeri. Dengan kebangkitan tren lokal, itu akan meningkatkan kembali karya yang sudah dibangun oleh para leluhur.
Tak Terprediksi
St. Latifa Raihani Hendri atau kerap disapa Lala punya pandangan berbeda. Fast fashion menjadi fenomena tren fesyen sekarang. Masyarakat tidak bisa menentukan fesyen apa saja yang akan tren tahun ini lantaran tak terprediksi.
“Fenomenanya sekarang itu fesyen cepat terganti atau berlalu,” urai Duta Lingkungan Kabupaten Gowa 2019 ini.
Tahun ini, sudah ada dua tren fesyen yang berkembang: Korean style dan fesyen sporty. Korean style tren pada awal 2023 dan lambat laun terganti dengan tren baru. Kini, fesyen sedang marak mengenai olahraga, salah satunya sepak bola.
“Lagi banyak yang ngomongin soal bola atau banyak lagi omongan soal hal-hal yang bersangkutan sama olahraga,” ungkap Lala yang juga merupakan salah satu model dari brand Owns ini.
Lala juga membagikan tips and trik dalam fesyen. Untuk mix and match pakaian dengan model lama, namun tetap bisa tampil trendi.
“Nah, kalau mau mix and match baju lama, tapi tetap tampil trendi, itu bisa disesuaikan dengan acara atau kegiatan yang akan dilakukan. Sebagai contoh, saya punya baju model 80-an punya bunda saya, seperti dress atau gaun dan panjangnya itu sampai lutut. Nah, agar tampil trendi, biasanya ku gabungkan dengan celana, misalnya laging dan sepatunya itu sneekers lalu pakai kaos kaki yang sengaja diperlihatkan sedikit. Jadi tetap ada tampil trendinya, walaupun bajunya model-model lama begitu,” paparnya saat diwawancara melalui WhatsApp.
Selain disesuaikan dengan acara dan kegiatan, warna kulit juga menjadi penentu dalam menyesuaikan outfit yang dikenakan agar terlihat bagus.
“Jadi tidak mati-ki warnanya. Kalau dipakai itu baju, tetap-ki sesuai dengan warna tone kulitnya,” sambung RU Duta Lingkungan Sulselbar 2019 ini.
Terakhir Latifa mengatakan ke depan, tren fesyen akan terus berganti karna fenomena fast fashion. Mode mutakhir dalam desain mengikut dengan fenomena yang terjadi.
“Fesyen cepat berlalu dan cepat terganti dengan fesyen yang akan datang dan ke belakangannya nanti kita tidak tahu fenomena-fenomena apa yang akan terjadi,” tuturnya.
Flanel
Basri, shopkeeper di Ramayana Makassar Town Square (MToS) mengatakan saat ini barang yang laku adalah kemeja flanel serat celana jeans dan chino. Juga baju koko karna sedang bulan puasa.
“Dilihat dari suasana sekarang ini kebanyakan barang fesyen yang laku itu kemeja flanel. Dilihat dari bulannya juga kan suasananya memang suasana lebaran,” ungkapnya saat ditemui mahasiswa magang dari Universitas Negeri Gorontalo, Minggu (9/4/2023).
Bagi Basri, tren fesyen sangat bergantung suasana setiap bulan. Banyak yang memengaruhi. Pada suasana tahun baru, misalnya, pasti pakaian China yang laku.
“Tapi, kalau suasananya Lebaran begini, kebanyakan fesyen-fesyen yang laku itu kemeja flanel, celana cinos, celana jins. Ya begitu kalau di Ramayana sini,” ujarnya lebih lanjut.
Tidak lupa, Basri memberi tips dan trik bagi pria untuk memilih fesyen. Terutama, harus melihat warna kulit kala menentukan jenis pakaian. Jika warna kulit putih, maka bebas memilih warna baju apa saja. Sebaliknya, jika warna kulit agak gelap, maka disarankan untuk memilih warna baju dengan warna gelap cenderung soft.
“Kan, kebanyakan warga Indonesia itu dia warna kulitnya sawo matang,” katanya.
Tunik Wanita
Tidak jauh berbeda dengan Basri, Sales Promotion Girl (SPG) Ramayana MToS, Ayu Hariani, mengatakan fesyen pria yang banyak diminati sekarang berupa kemeja flanel dan celana cino. Untuk perempuan, model mutakhir adalah baju dengan desain tunik.
“Kalau pria sih itu kemeja flanel sama polosan juga celana jins, kalau wanita itu tukik-tukik,” ungkapnya saat ditemui mahasiswa magang dari Universitas Negeri Makassaar (UNM).
Wanita yang biasa disapa Ayu ini juga memaparkan faktor yang memengaruhi fesyen sehingga banyak diminati konsumen. “Karena simpel dan biasanya anak kuliah yang pakai,” katanya.
Terakhir, Ayu juga mengatakan ada fesyen yang sangat dikejar oleh kalangan remaja sekarang karena sudah memasuki Ramadan. “Berupa pakaian muslim dan muslimah karena sudah masanya atau sudah bulan puasa,” tutur Ayu. (*)
Proyek ini merupakan liputan bersama mahasiwa magang Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Universitas Negeri Gorontalo (UNG) di FAJAR.
Nama Anggota Kelompok 1
Selviyani Nur Fahida
(Universitas Negeri Makassar, BSI)
Rachmy Hidayatul Mulya
(Universitas Negeri Makassar PBSI)
Wisnu Aji Prasetyo
(Universitas Negeri Makassar PBSI)
Vikran Eka Putra Pakaya
(Universitas Negeri Gorontalo)